Hati-Hati Jika Vagina Terasa Sakit, Bisa Saja Itu Vulvodynia

By Winggi, Minggu, 12 November 2017 | 08:00 WIB
Vulvodynia (Winggi)

NOVA.id - Perempuan harus memerhatikan area kewanitaannya.

Ini karena area kewanitaan merupakan area sensitif pada bagian tubuh yang rentan terkena virus atau bakteri.

Dikutip dari laman womenshealthmag.com, jika kita merasakan ketidaknyamanan pada bagian bawah perut, kemungkinan muncul penyakit yang disebut Vulvodynia.

Menurut National Vulvodynia Association (NVA)  hampir 16 persen perempuan di Amerika Serikat menderita kondisi ini dalam kehidupan mereka.

(Baca juga: Tanpa Oven, Kita Bisa Bikin Pizza di Rumah Loh! Ini Rahasia Ampuhnya)

Vulvodynia merupakan rasa sakit kronis di sekitar area pintu masuk vagina atau vulva yang penyebabnya tidak bisa diindetifikasi.

Rasa sakit yang disebabkan vulvodynia pada umunya adalah rasa terbakar, iritasi, dan nyeri.

Penyakit ini cenderung menyerang wanita berusia 18 hingga 25 tahun.

Vulvodynia juga menyebabkan rasa sakit yang spesifik di sekitar pintu vagina bahkan klitoris.

(Baca juga: Ladies, Bilang Pada Pasangan untuk Tak Perlu Malu Merawat Kulit, Ini Alasannya)

NVA melaporkan banyak perempuan dengan kondisi tersebut mengatakan jika rasa sakitnya seperti terkena pisau.

Leah Millheiser,M.D, seorang direktur program pengobatan seksual perempuan di Stanford Unversity mengatakan pada dasarnya vulvodyna ini merupakan radang vulva pada bagian pintu vagina.

“Itu adalah area tubuh yang memiliki banyak ujung saraf dan kadang ujung sarafnya tidak berfungsi dengan benar. Hal ini menyebabkan banyak perempuan  mengalami semacam pembakaran atau iritasi umum," ucap Millheiser.

Millheiser mengatakan lagi jika ada dua kondisi  yang berbeda dari penyakit ini.

(Baca juga: Jangan Sembarangan Klik Email Bila Tak Mau Rekening Kebobolan Seperti Perempuan Ini!)

Yakni dipicu karena kita sering menyentuhnya dan juga karena gejala yang tidak beralasan.

Jika kita merasakan gejala dari vulvodynia ini sebaiknya perlu mengetahui tentang kondisi nya dan segera menanganinya.

Dikatakan Millheiser ada yang menyebabkan kemerahan dan rasa terbakar yang kronis jika vagina tersentuh.

Namun jawaban itu tidaklah sederhana.

Perempuan yang mengonsumsi pil sebelum 16 tahun sembilan kali lebih mungkin untuk terkena vulvodynia daripada perempuan yang tidak pernah minum pil tersebut.

(Baca juga: Dijamin Sukses, Ini Dia Rahasia Bikin Pempek Anti Lembek!)

Ini karena kontrol kelahiran mengubah kadar estrogen dan testosteron pada tubuh kita yang bisa menyebabkan rasa sakit pada vulva.

Millheiser juga mengatakan faktor lingkungan juga bisa disalahkan, yakni cobalah perhatikan pembersih yang kita gunakan.

Bisa jadi karena kulit sensitif kemudian terjadi iritasi di sekitar vagina kita.

Vulvodynia juga bisa disebabkan karena ganggguan sistem saraf di mana banyak perempuan yang memiliki sindrom kandung kemih dan vulvodynia karena berhubungan dengan fungsi saraf abnormal di daerah tersebut.

(Baca juga : Sehat Mana, Minum Jus Jeruk atau Susu Buat Sarapan )

Menurut Millheiser jika kita menggunakan pil, beralihlah ke IUD (alat kontrasepsi) yang merupakan langkah awal.

“Jika vulvodynia menghalangi kehidupan atau hubungan seks kita, itu adalah masalah," kata Millheiser.

Kemudian langkah kedua yakni mengubah faktor lingkungan dengan beralih ke sabun yang bebas parfum, detergen, dan produk haid.

Dokter juga mungkin akan menyarankan untuk beristirahat sebentar dari penggunaan jins ketat atau legging yang dapat menggesek area kewanitan hingga semakin memperburuk masalah.

Program diet juga bisa mengatasi masalah ini, yakni dengan mengurangi mengonsumsi oxalates  (makanan seperti bayam, mentega kacang dan juga kentang) yang bisa menyerang gejala vulva seperti yang dikatakan Vulval Pain Society.

(Baca juga: Liburan di Bali Tak Melulu Pergi ke Pantai Kuta, Wajib Mengunjungi Wisata Indah Ini Juga)

Selain itu krim steroid dan obat oral juga bisa digunakan untuk membantu mengurangi gejala yang menyakitkan tersebut.

"Tidak semua perempuan akan mendapatkan ini Anda harus memiliki predisposisi genetik  tapi ini sangat umum," kata Millheiser.

"Perempuan mengalami vulvodynia secara berbeda. Ada perempuan yang telah belajar mengatasinya dan melewatinya, dan ada perempuan yang benar-benar melumpuhkannya."

“Bicaralah dengan dokter Anda tentang rasa sakit, iritasi atau terbakar saat berhubungan seks atau sebaliknya.

(Baca juga :Duh, Satu Obat Nyamuk Bakar Jauh Lebih Berbahaya Dibanding Rokok, Ini Penjelasannya )

"Jika mengalami nyeri vulva atau terbakar, kita perlu dievaluasi oleh dokter karena bisa saja didiagnosa untuk infeksi jamur atau herpes," kata Milleheiser.

"Jika menghindari hubungan seks dan hubungan karena rasa sakit, pergilah untuk berkonsultasi dan mencari pertolongan.”

Sayang, vulvodynia ini menjadi masalah kronis bagi banyak perempuan.

Untuk mendapatkan penanganan yang baik, pergi ke dokter spesialis sangat dianjurkan.(*)