NOVA.id - Beragam masalah yang seringkali terekspos ke dalam dunia maya membuat salah satu akun jejaring dan chat terbesar di dunia, Facebook melakukan terobosan baru.
Dilansir dari abc.net, Facebook sudah sedari lama memantau aktivitas pengguna sosial medianya untuk melihat tanda-tanda pikiran saat ingin bunuh diri, Selasa (29/11/2017).
Kemudian ia merancang perangkat lunak untuk mencari pengguna yang mungkin sedang memikirkan untuk bunuh diri.
Baca juga: Dinikahi oleh Pangeran Harry, Aktris Meghan Markle akan Sandang Gelar Ini!
Facebook mengatakan bahwa hal itu dilakukan dengan memindai posting Facebook dan video langsung untuk kata-kata dan frase yang bisa memberi sinyal pada niat bunuh diri.
Secara teknis, itu merupakan pengenalan pola.
Pihaknya juga mengatakan sudah memiliki tim spesialis yang ahli dalam hal bunuh diri dan menyakiti diri sendiri.
Baca juga: Jangan Keliru! Ternyata Susu Tanpa Garam Jauh Lebih Sehat Loh, Ini Buktinya
Mereka adalah orang-orang yang saat ini ditugaskan untuk meninjau posting yang dilaporkan secara manual oleh pengguna.
Begitu perangkat lunak tersebut mengidentifikasi pengguna yang mungkin sedang mempertimbangkan untuk bunuh diri, kemudian peringkat tersebut lalu memperingatkan dan memberi tahu pihak berwenang.
Terdapat layanan kejiwaan lainnya seperti helplines, di mana mereka bisa mendapatkan saran.
Baca juga: Tersiram Air Panas di Paha, Fenita Arie Dilarikan ke Rumah Sakit
Pengguna juga dapat melihat cara yang disarankan untuk menjangkau teman.
Untuk masalah kecepatan, Facebook belum mengatakannya, namun wakil presiden perusahaan manajemen produk Guy Rosen mengatakan bahwa kecepatan merupakan prioritas.
Untuk mempercepat prosesnya, Facebook mengatakan bahwa pihaknya menggunakan kecerdasan buatan yang secara otomatisas mendeteksi.
Baca juga: Kencing Tak Tuntas? Ternyata Inilah Sebabnya
Tapi bukan hanya untuk kasus bunuh diri.
Facebook juga mencari percakapan yang mencurigakan secara online antara anak-anak dan predator seksual dewasa.
Sebelumnya, perusahaan teknologi lainnya juga berusaha mencegah kasus bunuh diri.
Misalnya, mesin penelusur Google pernah menampilkan nomor telepon untuk hotline bunuh diri sebagai tanggapan atas penelusuran tertentu.
Namun seperti yang kita ketahui, kelemahannya adalah kata-katanya dapat dengan mudah disalahartikan.
Namun Ryan Calo, seorang profesor hukum Universitas Washington yang menulis tentang teknologi, mengatakan akan sulit bagi perusahaan teknologi untuk membenarkan pemindaian percakapan.
Baca juga: Masih Banyak yang Keliru, Inilah Saat Terbaik Melakukan Test Pack yang Hasilnya Akurat
"Kami terus mengerjakan teknologi ini untuk meningkatkan akurasi dan menghindari kesalahan positif sebelum tim kami mengulasnya," kata Rosen.
(Dian Naren/TribunWow.com)