"Berbicara tentang bagaimana pandangan politik Meghan bisa menjadi masalah dalam keluarga kerajaan. Ini menjadi stereotip bahwa Pangeran Philip telah merekrut keluarga yang 'rewel' dan banyak bicara ," ucap Lacey.
Secara tradisional, bangsawan diharuskan tetap berada di luar masalah politik, karena Ratu selalu bersikap netral terhadap isu-isu negara.
Baca juga: Inilah 5 Fakta Calon Istri Pangeran Harry, Nomor 2 Sangat Inspiratif
Terkadang anggota keluarga kerajaan bagaimanapun telah mengokohkan opini mereka mengenai isu-isu politik, apalagi semenjak Pangeran Charles terkenal sebagai aktivis penyelamat lingkungan.
Namun, tampaknya Meghan sudah sepenuhnya menerima semua perubahan yang menyertai peran barunya, termasuk netralitas pada isu-isu semacam ini.
Dalam beberapa bulan terakhir, dia menahan diri untuk tidak menampilkan apa pun di berbagai saluran media sosialnya, dan juga telah menutup websitenya yang mengangkat tema gaya hidup, The Tig.
Sebelumnya, lewat akun instagramnya Meghan sering mengekspresikan pandangannya tentang isu-isu tertentu.
Dia pernah memposting sebuah foto dengan pose menjulurkan lidah di tempat pemungutan suara Brexit dengan caption, 'Jika UE meninggalkan saya sekarang, Anda mengambil bagian terbesar dari saya'.
Baca juga: Mengejutkan, Perut Jennifer Dunn Terlihat Membuncit Saat Liburan ke Bali, Ternyata Ini Pendampingnya
Ini dengan jelas menunjukkan pandangannya tentang Inggris yang meninggalkan Uni Eropa.
Dickie Arbiter, mantan sekretaris pers ke bangsawan, menyarankan agar Meghan mengetahui syarat-syarat untuk menjadi anggota bangsawan.
"Sekarang dia telah masuk keluarga kerajaan, dia harus netral secara politis. Harry mungkin telah menjelaskan hal ini padanya," kata Arbiter. (*)
Ariska Puspita Anggraini/Kompas.com Sumber: marieclaire