Jangan Lagi Percaya Mitos Soal Vaksin Ini, Risikonya Jauh Lebih Fatal!

By Dionysia Mayang Rintani, Selasa, 12 Desember 2017 | 12:30 WIB
Jangan Lagi Percaya Mitos Soal Vaksin Ini, Risikonya Jauh Lebih Fatal! (Dionysia Mayang)

NOVA.id – Masih berkembang di masyarakat berbagai mitos seputar vaksin atau imunisasi.

Salah satunya, adalah vaksin memiliki dampak dan efek samping yang fatal hingga berakibat kematian.

Padahal faktanya, vaksin sama sekali tak memberi dampak buruk bagi tubuh kita, seperti yang dijelaskan oleh dr. Prima Yosephine, MKM pada NOVA.id.

“Ada anak habis diimunisasi lalu lumpuh, katanya karena imunisasinya. Setelah dicek, ternyata karena dia sudah ada TB tulang,” jelas dr. Prima yang juga menjabat sebagai Ketua Sub Direktorat Imunisasi Kementerian Kesehatan ini.

(Baca juga: Jangan Keliru! Ternyata Susu Tanpa Garam Jauh Lebih Sehat Loh, Ini Buktinya)

Menurut dr. Prima, ketakutan masyarakat karena banyaknya mitos yang tak benar mengenai imunisasi membuat masyarakat tak percaya lagi pada manfaat vaksin.

Padahal, bila tak melakukan imunisasi, tentunya akan memberi dampak yang jauh lebih fatal.

Mengenai mitos imunisasi dapat menyebabkan kematian, dr. Prima menjelaskan, apapun jenis imunisasi atau vaksin diberikan untuk melakukan pencegahan pada suatu penyakit.

(Baca juga: Kecilkan Pori-Pori Wajah dengan Perawatan Canggih Ini, Yuk Dicoba!)

Apabila ditemukan efek samping, yang mana saat ini hanya terjadi pada satu di antara puluhan juta orang, berarti memang adalah kejadian khusus yang tidak bisa digeneralisasi pada setiap orang.

“Makanya, dalam setiap imunisasi, disarankan bagi orangtua untuk menunggu dulu setengah jam, dokter pun juga diminta untuk menunggu setengah jam, untuk melihat apakah imunisasi tersebut menimbulkan demam atau efek samping lain,” jelas dr. Prima.

Dr. Prima menekankan, pada kasus anak yang mengalami efek samping setelah diberi imunisasi, harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh.

(Baca juga: Hati-Hati, Inilah Penyebab Kulit Kering, Nomor 5 Sering Kita Lakukan)

Faktanya, mereka memang sudah memiliki kondisi kesehatan tertentu sebelum divaksin, dan muncul tepat setelah divaksin.

“Namun, bukan karena pengaruh imunisasinya,” tutup dr. Prima.(*)