NOVA.id- Kisah mengejutkan terjadi di sebuah distrik yang berada di Thailand.
Lelaki paruh baya yang dinyatakan meninggal dunia dan sudah dikremasi ternyata masih hidup.
Hal ini terjadi karena ada kesalahan indetifikasi mayat.
(Baca juga : Psst… Bercinta Saat Udara Dingin Punya Segudang Manfaat, Loh! Simak Alasannya Ini)
Kejadian ini terjadi hampir tujuh bulan yang lalu.
Melasir TribunStyle, laki-laki tersebut bernama Sakhon Sacheewa, seorang nelayan berusia 44 tahun, kembali mengunjungi kampung halamannya pada hari Minggu.
Saat itu ia baru saja selesai bekerja di sebuah kapal di Nakhon Si Thammarat selama 14 bulan, melansir Asiaone.
Sesampainya di kampung, ia malah mengetahui bahwa keluarganya mengira dia telah meninggal dan telah mengkremasi mayat orang lain.
(Baca juga : Terpisahkan 'Maut' Hanya 15 Menit, Kisah Pasangan 71 Tahun Menikah Ini Bikin Haru)
Kepala Polisi Nang Lerng Bangkok, Pol Colonel Kampanart Arunkhiriroj mengatakan bahwa polisi telah mengikuti prosedur yang sesuai dalam pelaporan kematian
seorang pria yang tidak disebutkan namanya yang mayatnya ditemukan pada 20 Mei di sebuah kamar kontrakan di distrik Phra Nakhon.
Polisi menemukan sebuah salinan kartu identitas Thailand tanpa foto, salinan surat pendaftaran rumah, dan kartu karyawan perusahaan yang berisi nama Sakhon
Sacheewa sebelum mengirim mayat tersebut diotopsi di Rumah Sakit Vajira.
(Baca juga : Persaingan Ketat, Hal Ini Kah yang Membuat Jonghyun Depresi dan Akhirnya Bunuh Diri?)
Pria yang meninggal tersebut ditemukan telah meninggal karena infeksi di perut dan usus.
Kerabat Sakhon dihubungi untuk menjemput jenazah tersebut.
Setelah mengetahui bahwa Sakhon masih hidup, polisi memulai penyelidikan atas identitas almarhum pria tersebut.
"Ternyata selama ini majikan dari almarhum pria tersebut belum mengumpulkan sidik jarinya, dan memeriksa transaksi keuangan untuk menemukan sanak keluarga
atau petunjuk lainnya," ujar Kampanart.
(Baca juga : Duh, Kain Kasa Tertinggal di Perut Seorang Pasien Selama 44 Tahun)
Seorang rekan kerja mengatakan kepada polisi bahwa orang yang meninggal tersebut berbicara bahasa Thailand dan berasal dari Timur Laut.
Polisi juga menginginkan Sakhon untuk memberi kesaksian mengenai klaimnya bahwa dokumennya telah dicuri sehingga polisi dapat meminta kantor distrik Phra
Nakhon membatalkan surat kematian tersebut, katanya.
Sakhon sebelumnya mengatakan seorang pria Myanmar telah mencuri kartu identitasnya, jadi dia telah mengajukan sebuah laporan dan mendapatkan kartu baru dari
kantor distrik Khanom Nakhon Si Thammarat.
(Baca juga : Benarkah Sebelum Bercinta Kita Harus Buang Air Kecil? Inilah Jawaban dari Ahlinya)
Kepala Distrik Pornchai Wong-ngam mengatakan kepada Sakhon kemarin bahwa kantor tersebut akan melancarkan penyelidikan atas prosedur yang menyebabkan
dia dinyatakan meninggal dunia sebelum surat kematiannya dibatalkan dan mengembalikan nomor kartu identitasnya.
"Sertifikat kematian Sakhon mungkin dikeluarkan karena perbedaan informasi," kata Pornchai.
"Namun, setiap kompensasi uang akan dipertimbangkan berdasarkan peraturan negara tersebut, karena keluarga tersebut mengklaim telah menghabiskan 6 ribu Dolar
AS untuk pemakaman tersebut."
(Baca juga : Daripada Ikut Program Diet Berbiaya Tinggi, Lebih Baik Konsumsi 5 Jenis Makanan yang Murah Meriah Ini)
Pejabat keuangan dan Kantor Akuntan Thanaporn Chaiyasit mengatakan bahwa kantor tersebut telah membayar 6 ribu Dolar sebagai kompensasi kepada ibu Sakhon,
termasuk dana bantuan pemakaman, kompensasi kematian dan tabungan pensiun.
Kantor itu akan meminta keluarga tersebut untuk mengembalikan uang tersebut, mungkin dengan cicilan.
(Baca juga : Bikin Terharu! Inilah yang Dilakukan Onew SHINee di Prosesi Pemakaman Jonghyun)
Kerabat Sakhon sebelumnya mengklaim bahwa jenazah itu memiliki ciri yang berbeda dengan Sakhon.
Gigi depan dari jenazah itu utuh, sementara Sakhon kehilangan gigi depannya.
Namun petugas bersikeras bahwa tubuh itu sudah membusuk untuk diidentifikasi dan segera mempercepat proses upacara keagamaan. (*)
(TribunStyle/Yohanes Endra)