Pasangan Tak Antusias Bercinta, Ternyata Ini Penyebabnya

By Winggi, Sabtu, 23 Desember 2017 | 12:00 WIB
Saat pasangan tak minat bercinta (istock) (Winggi)

NOVA.id- Berhubungan seks akan nikmat jika kedua belah pihak memiliki mood yang baik. 

Jika kita merasa pasangan tampak tidak tertarik untuk bercinta, cobalah untuk memperhatikan kegiatan yang ia lakukan. 

Salah satunya aktivitasnya saat melakukan latihan atau berolahraga. 

(Baca juga : Miris! Sang Suami dan Mertua Tega Lakukan Hal Ini, Padahal si Perempuan Baru Saja Melahirkan)

Melansir dari Womenshealthmag, sebuah studi baru diterbitkan di jurnal Medicine & Science in Sports & Exercise, jika latihan yang super intensif dapat dikaitkan dengan libido yang lebih rendah pada laki-laki. 

Data ini berdasarkan sebuah survei yang menanyakan pertanyaan kepada peserta tentang kebiasaan berolahraga dan libido mereka. 

Bagian pertama tentang latihan dimana peneliti meminta informasi seperti riwayat oleharaga teratur, intensitas latihan, dan durasi latihan. 

(Baca juga : Meski Imut, Tas yang Dipakai Nagita Ternyata Harganya Selangit, Warganet : Bisa buat Haji)

Kedua, peneliti mengajukan pertanyaan tentang aktivitas seksual, gairah, keinginan, daya tarik, fantasi, kebutuhan akan keintiman, dan masalah ketidaksuburan. 

Responden yang ikut dalam pengambilan data ini sebanyak 1.077 responden. 

Kemudian mengkategorikan tanggapan tentang libido yakni rendah, normal, atau tinggi. 

Laki-laki yang masuk kategori libido rendah secara konsisten menyatakan bahwa mereka keinginan dan frekuensi seksual mereka menjadi rendah.

(Baca juga : Jadi Tersangka, Ini Alasan Tio Pakusadewo Menggunakan Sabu)

Sementara para periset tidak dapat menentukan jumlah jam latihan spesifik yang menyebabkan penurunan dorongan seks. 

Banyak laki-laki dengan libido rendah mencatat jika mereka berkompetisi dalam latihan membutuhkan banyak waktu jangka panjang yang intens, seperti maraton dan triatlon. 

Sementara efek olahraga intens pada wanita diketahui yakni masalah seperti amenore atletik, atau periode terjawab karena latihan intensif.

Salah satu studi pertama yang meneliti bagaimana kebiasaan berolahraga dapat mempengaruhi laki-laki. 

(Baca juga : Jangan Risau, Area Gelap pada Paha Bisa Diatasi dengan Bahan Rumahan Ini Loh)

Penulis studi, Anthony C. Hackney, Ph.D., profesor fisiologi olahraga dan nutrisi di University of North Carolina di Chapel Hill, sedang menciptakan istilah untuk amenore atletik setara laki-laki. 

"orang yang berolahraga satu ton mungkin tidak menghasilkan testosteron sebanyak itu." ucapnya. 

"Ini berkaitan dengan ketersediaan energi," Hackney mengatakan kepada Women's Health.

(Baca juga : Akun Gosip Lambe Turah Tiba-Tiba Menghilang? Ini Dia Fakta yang Terjadi)

"Selama periode pengeluaran energi yang banyak, tubuh Anda memandangnya sebagai skenario kelaparan jangka pendek, jadi ini akan menghemat kalori. Dan mengandung anak membutuhkan banyak energi, jadi katakanlah mari kita berhenti memproduksi sebanyak testosteron karena ini bukan saat yang tepat untuk hamil."

"Dan kadar testosteron yang lebih rendah dapat berarti penurunan pada dorongan seks dan kesuburan." jelas Hackney.

Tidak seperti perempuan yang menunjukkan lebih banyak isyarat visual jika berolahraga berlebihan mengurangi hormon. 

(Baca juga : Wajib Tahu, Ternyata Alergi Punya Beragam Jenis, Yuk Kenali)

Laki-laki mungkin tidak dapat menentukan dengan tepat. 

"Jika dia mulai mengalami kelelahan atau rasa sakit kronis, bertahan hingga dua minggu setelah latihan, atau mulai kurang motivasi untuk melakukan latihannya, dia bisa menunjukkan beberapa testosteron rendah," kata Hackney.

Mendapatkan kesuburan bisa mengurangi waktu di gym tapi itu bisa lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, terutama jika berlatih untuk sebuah kompetisi. 

Hackney merekomendasikan setidaknya mencoba menurunkan intensitas latihan. 

(Baca juga : Vicky Prasetyo Kembali Dekati Perempuan, Benarkan Angel Lelga?)

Jika itu tidak cukup, tentu volume latihan juga harus dikurangi dan harus lebih banyak istirahat. 

"Dalam konteks latihan latihan, intensitasnya sedang bermain dengan api," kata Hackney. "Terlalu kuat, itu akan membuatmu kaget." ucapnya. 

Dan bahkan jika seseorang menguranginya, masih bisa memakan waktu (sampai beberapa bulan) agar testosteron dan libidonya kembali normal.

(Baca juga : Ayu Ting Ting Disorot Publik Masalah Ini, Warganet Makin Geram dengan Tingkah Lakunya)

Satu-satunya cara untuk benar-benar menentukan kadar testosteronnya adalah mendapatkan tes darah, tapi kecuali melakukannya untuk menguji masalah kesuburan, itu mahal dan tidak praktis. 

(Baca juga : Tragis, Lamarannya Ditolak Lelaki Ini Malah Menusuk Kekasihnya di Depan Umum)

Jika itu hanya masalah kurangnya antusias bercinta, cobalah berbicara dengan pasangan. (*)