Kemudian peneliti membantu memulihkan keseimbangan dan kesehatan saluran gastrointestinal dengan menambahkan serat kembali ke dalam makanan tikus, namun tidak sepenuhnya menyembuhkannya, juga mengembalikan keragaman populasi bakteri asli usus.
"Makanan yang kekurangan serat mengubah komposisi dan metabolisme bakteri, yang pada gilirannya menyebabkan kerusakan pada lapisan usus bagian dalam dan memungkinkan bakteri mendekat, sesuatu yang memicu peradangan dan pada akhirnya berdampak penyakit metabolik," kata seorang rekan penulis studi Gunnar C. Hansson, profesor di Mucin Biology Group di University of Gothenburg, Swedia.
(Baca juga: Rambut Kering Bisa Merusak Penampilan, Coba Yuk Manfaatkan Putih Telur Menjadi Masker untuk Mengatasinya)
Penelitian ini memberikan pelajaran bagi kita.
Agar tubuh tetap terjaga kesehatannya, sebaiknya perbanyak mengonsumsi asupan berserat setiap hari. (*)
(Kompas.com / Kahfi Dirga Cahya)