Program diberikan dalam kelompok, dan ini hal penting untuk dicatat.
Menjadi bagian dari komunitas individu yang berlatih yoga dan meditasi adalah bonus, karena mereka yang memiliki penyakit pencernaan kronis sering bergumul dengan perasaan kesepian dan merasa terasingkan.
Yoga merupakan olahraga unik karena menggabungkan postur fisik yang disbut asana dan kontrol nafas yang disebut pranayama.
(Baca juga: Foto Terbaru Putri Charlotte Saat Hari Pertama Sekolah Bikin Netizen Terpana! Cantik dan Imut Banget!)
Persatuan keduanya mengarah pada rutinitas menenangkan dan juga menguatkan.
Terdapat banyak jenis yoga, beberapa pose dan latihan pernapasan dapat sangat bermanfaat bagi mereka yang memiliki penyakit pencernaan.
Yoga restoratif, seperti yang ditunjukkan dalam video dari Gastro-Intestinal (GI) Research Foundation merupakan sebuah nirlaba yang berfokus pada cara menggabungkan latihan, yoga, dan meditasi ke pengobatan Gastro-Intestinal.
(Baca juga: Buktikan Cinta Sebagai Adik, Perempuan Ini Pinjamkan Rahim untuk Kakaknya yang Idap Kanker)
Ini mencakup pose yang sangat santai untuk membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi gejala terkait dengan penyakit pencernaan.
David T. Rubin, MD, penasihat ilmiah terkemuka untuk GI Research Foundation, seorang profesor kedokteran dan seorang codirector dari pusat penyakit pencernaan di University of Chicago, merekomendasikan pose seperti side stretches, twists, the Wind-Relieving pose (lutut ke dada), dan the modified shoulder stand (bagi yang sudah berpengalaman).
(Baca juga: Siapa Bilang Bekerja di Rumah Bikin Tak Produktif? Inilah Faktanya)
"Manfaat yoga dan meditasi bagi mereka yang menderita penyakit kronis sudah lama diketahui oleh beberapa orang, namun diabaikan dalam pendekatan tradisional terhadap manajemen penyakit," kata Dr. Rubin.
"Sudah saatnya kita merangkul pendekatan holistik ini untuk mendukung pasien IBD kita dan melengkapi terapi mereka yang lain." lanjutnya.
Sebelum kita berkomitmen pada sebuah program di studio atau gym setempat, pastikan berbicara dengan dokter kita mengenai pilihannya. (*)