NOVA.id – Sudahkah siapkah untuk menyaksikan kisah Dilan-Milea dalam versi layar kaca?
Sudah persiapkan hati untuk menjadi saksi betapa manisnya kisah kasih Dilan-Milea saat SMA?
Sebaliknya, apakah kita malah merasa takut film Dilan 1990 akan mengecewakan?
(Baca juga: 3 Daya Tarik Dilan 1990 Menurut Vanesha Prescilla, Setuju?)
Biasanya, yang terakhir itu akan kita rasakan bila imajinasi kita saat membaca novel tak terpenuhi dalam filmnya. Benar?
Menurut sutradara Dilan 1990, Fajar Bustomi, film memang tidak bisa menyajikan imajinasi seluas buku.
“Ketika novel dibuat jadi film, kita harus menerima kalau medianya sudah berbeda. Itu pakai imajinasi film-maker, bukan lagi imajinasi pembaca,” jelas Fajar pada Gala Premiere Dilan 1990, Selasa (16/1) malam.
(Baca juga: Bermodalkan Koran Bekas, Haerani Bawa Kerajinan Kreatif Keliling Indonesia)
Karena itu, wajar bila ada yang merasa tidak puas pada film yang diadaptasi dari sebuah novel.
Namun, jangan sampai kekecewaan itu menghalangi kita dalam menghargai film buatan Indonesia karena proses pembuatannya tak sesederhana yang kita pikirkan.
Contohnya, ada dalam proses pembuatan film Dilan 1990 ini.
(Baca juga: 5 Hal yang Tidak Kita Ketahui dalam Pembuatan Film Dilan 1990, Nomor 1 dan 2 Mengejutkan!)