NOVA.id – Pada zaman modern seperti sekarang ini tidak perlu lagi khawatir dengan penyakit TBC, apalagi dengan penderita TBC.
Walaupun Indonesia menempati peringkat kedua dalam penderita TBC terbanyak di Indonesia setelah India, namun penderita ini tidak boleh diasingkan.
Justru kita sebagai masyarakat yang sehat harus mencegah dan menanggulangi penyakit TBC tersebut.
Dalam pencegahan dana penanggulangan TBC ini seluruh lapisan masyarakat ikut ambil alih dalam hal ini, terutama dari ketiga pilar utamanya yaitu pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat.
Menangani penyakit TBC juga harus dengan cara promotif, preventif dan rehabilatif.
Ketiga kegiatan itu bertujuan agar yang sehat menjadi bugar, yang sehat jangan sampai tertular dan yang sakit jangan sampai mati.
Promotif dan preventif adalah penerapan strategi pengobatan jangka pendek dengan pengawasan langsung terhadap penderita TBC.
Sedangkan rehabilatif adalah pengobatan jangka panjang untuk penderita yang mengalami TBC aktif.
Penanggulangan TBC dilaksanakan di lingkungan terdekat dulu seperti keluarga.
Baca Juga: HIV dan TBC Masih Menjadi Penyakit Tertinggi di Indonesia, Ini Saran Dokter untuk Menghadapinya
“Ada satu orang yang menderita TB maka seluruh anggota keluarga diperiksa kearah TB,” ujar dr. Erlina Burhan, M. Sc, SpP(K), dari Rumah Sakit Persahabatan.
Tindakan ini dilakukan agar penanganggulangan TBC lebih cepat dan mengurangi penderita TBC.
Penanggulan TBC juga harus diadakan di tempat kerja.
Perusahaan harus membantu pekerja yang menderita TBC dalam pengobatannya, bukan memberhentikannya.
“Pengendalian TB di tempat kerja harus ada dan dilakukan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) atau pengobatan jangka pendek dan pengawasan langsung,” ujar dr. Amarudin dari Kementerian Ketenagakerjaan RI.
Hal ini akan berhasil jika perusahaan memberikan kebijakan dengan adanya komitmen yang serius dari pemimpin perusahaan terhadap penyakit TBC.
Selain itu, kegiatan promotif dalam pengendalian dan upaya pencegahan TBC kepada seluruh karyawan perlu diadakan.
Dengan begitu, jumlah penderita TBC dapat berkurang tanpa menghilangkan pekerjaan dari penderita tersebut.
Dalam penanggulangan TBC, pemerintah juga ikut andil yaitu dengan memberikan perawatan dan obat gratis.
Selain itu upaya pencegahan TBC terhadap masyarakat yang belum menderita TBC dilakukan dengan cara menjaga daya tubuh dan istirahat yang cukup.
“Ditingkatkan sistem imun dengan makan bergizi dan istirahat yang cukup,” kata dr. Erlina.
TBC disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang daya tahan tubuh yang lemah.
Bakteri ini cepat berkembang biak di tempat yang lembap dan bakteri ini mati apabila terkena oleh sinar matahari.
Maka dari itu selain menjaga daya tahan tubuh, menjaga kebersihan lingkungan pun sangat diperlukan dalam pencegahan penyakit TBC.
Yuk Sahabat NOVA, kita bekerjasama dalam menanggulangi dan mencegah penyakit TBC.
TBC bisa disembuhkan dengan pengobatan dan cara yang benar, apabila kita melakukan upaya pencegahan yang benar.
Demi terwujudnya Indonesia Zero TB pada tahun 2050. (*)
Baca Juga: Obat Herbal Propolis Hepro Bantu Atasi Kasus TBC di Indonesia