Tak Bisa Bicara dan Kunyah Makanan, Ternyata Ini Penyakit yang Diderita Perempuan Asal Pangkal Pinang

By Healza Kurnia, Selasa, 30 Januari 2018 | 11:05 WIB
Mariati penderita kanker lidah warga Kelurahan Temberan Pangkal Pinang yang dibantu selang infus (Healza Kurnia Hendiastutjik)

NOVA.id - Kanker merupakan penyakit yang mematikan dan sangat sulit disembuhkan.

Bahkan, di dunia medis tak sedikit nyawa melayang karena gagal pengangkatan atau operasi penyembuhan penyakit kanker.

Terkadang apabila tidak segera dilakukan perawatan intensif, maka rasa sakit itu akan semakin terasa.

Baca juga: 7 Fakta Kehidupan Teresa Teng, Penyanyi Taiwan yang Pernah Punya Pasport Indonesia Palsu

Hal ini pula yang dialami oleh seorang perempuan asal Temberan, Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Seperti dilansir dari Kompas.com, sebuah penderitaan harus dialami Mariati ketika mengalami penyakit kanker. 

Di tengah kesulitan ekonomi, ibu dua anak ini tidak bisa beraktivitas normal karena menderita kanker lidah.

Baca juga: Sandy Tumiwa Gugat Hak Asuh Anaknya dari Tessa Kaunang

“Bermula dari gejala sariawan, lidahnya berubah bengkak sejak tiga bulan terakhir,” kata suami Mariati, Deni, kepada Kompas.com, Selasa (30/1).

Deni (37) mengatakan, gejala kanker muncul sejak enam bulan lalu. Ketika itu pengobatan dilakukan di rumah sakit setempat. Belakangan terjadi pembengkakan pada lidah yang kondisinya semakin memprihatinkan.

“Disarankan untuk menjalani operasi,” ujarnya.

Baca juga: Wanita yang Dibela Hotman Paris Diminta untuk Tes DNA

Rasa kelu dan perih kini dirasakan Mariati setiap hari.

Pembengkakan di lidah membuat Mariati tak bisa bicara dan mengunyah makanan.

Untuk asupan makanan, Mariati harus menggunakan selang infus yang terpasang melalui hidung.

Pengobatan Mariati terhenti sementara karena terkendala biaya.

Baca juga: Belanja Produk Ritel Kekinian Hanya di Easy Shopping, Mudah dan Terpercaya!

Sang suami, Deni yang bekerja serabutan sebagai kuli bangunan belum memiliki cukup biaya untuk melakukan pengobatan rujukan ke Jakarta.

Kartu BPJS Kesehatan yang dimiliki Mariati hanya cukup untuk tanggungan pengobatan biasa.

Kini, mereka berharap adanya uluran tangan guna membantu biaya pengobatan dan transportasi untuk pengobatan rujukan.(*)

Heru Dahnur / Kompas.com