Ia tak pernah meminta upah dan hanya minta makan dan berteduh.
Lama-lama, pemuda itu pun diurus oleh keluarga Mandra sampai sekarang.
Baca juga: Jangan Ragukan Manfaat Yoga, Inilah 5 Pengaruh Positifnya Bagi Tubuh Kita
"Selama Aming bersama saya, belum pernah orangtuanya menjenguk ke rumah. Saya dan keluarga pun sempat ke orangtuanya, tapi responsnya kurang baik karena ternyata ibunya pun memiliki gangguan mental," katanya.
Kisah kehidupan Aming menuai simpati dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Saat itu, Aming bertemu Dedi dalam acara perpisahan di lapangan desa di Purwakarta, Senin (5/2) malam.
Saat acara, Bupati Dedi melihat seorang pemuda menjajakan rambutan kepada penonton yang hadir.
Baca juga: Ternyata Ini Pentingnya Kenalkan Learning Buddy pada Buah Hati
Aming pun diminta naik ke panggung. Aming terlihat kesulitan berbicara.
Beberapa kata yang dia ucapkan terdengar tidak jelas dan harus diulangi. Perlahan, dia bercerita bahwa pita suaranya rusak karena mengalami penyiksaan oleh orangtuanya.
"Ingin sembuh, saya jual rambutan untuk biaya berobat," ungkapnya.
Sambil terbata-bata, Aming juga mengatakan bahwa dirinya sengaja berjualan di lapangan tersebut karena ingin bertemu dengan Dedi Mulyadi. Aming pun menunjukkan kemampuannya menyanyi sebuah lagu yang dipopulerkan Charly Van Houten, "Kebesaran Tuhan".