Wah, Ternyata Usia Pertama Haid Bisa Mengungkapkan 5 Hal Ini!

By Winggi, Minggu, 11 Februari 2018 | 08:00 WIB
Menstruasi (istock) (Winggi)

NOVA.id- Mungkin pertama kali menstruasi yang kita ingat hanyalah rasa takut, khawatir, panik, bercak merah, rasa tidak nyaman saat pertama kali memakai pembalut. 

Namun kita jarang yang mengingat diusia beapa kita mendapatkan haid tersebut dan sebaiknya kita kembali mengingatnya. 

(Baca juga: Nikahi Janda Mirip Via Vallen, Okan Cornelius Curhat Soal Momongan, Mau Tambah Berapa nih?)

Ini karena menurut ahli kesehatan, usia di mana kita mendapatkan menstruasi pertama merupakan informasi penting atau tanda yang mungkin mengindikasi kita pada risiko penyakit tertentu dan mungkin berdampak pada kesehatan, melansir Times of India. 

Ada beberapa penyakit yang bisa berisiko, di antaranya:

(Baca juga: Mayoritas Warga Ciputat, Ini Dia 27 Daftar Korban Tewas Kecelakaan Maut Subang)

1. Berdampak pada berat badan 

Kejadian haid pertama pada perempuan juga disebut sebagai menarche. 

Periset telah mengklaim jika awal terjadinya haid dikaitkan dengan penambahan berat badan pada awal masa dewasa dan obesitas di tahap selanjutnya. 

Pakar kesehatan percaya bahwa menarche dini dikaitan dengan indeks massa tubuh yang paling tinggi pada masa anak-anak. 

Dengan begitu, anak yang memiliki kelebihan berat badan di masa kecil, mereka cenderung mengalami obesitas di masa dewasa juga.

(Baca juga:Manis dan Imut Banget, Inilah 8 Potret Anak Artis Saat Kenakan Hijab, Bikin Gemes!)

2. Mempengaruhi kesehatan hati 

Jika kita mendapatkan haid pertama sebelum usia 10 atau setelah 17 tahun, maka kita mungkin berisiko tinggi terkena penyakit jantung. 

Menurut peneliti yang meriset 1,3 juta perempuan, mereka yang mendapat siklus menstruasi di usia 13 tahun memiliki risiko penyakit jantung paling rendah. 

Studi tersebut juga menemukan bahwa perempuan yang memiliki haid pertama di usia 10 atau setelah 17 tahun memiliki risiko terkena penyakit jantung, stroke, dan bahkan tekanan darah tinggi.

(Baca juga: Telinga Sering Berdengung? Coba Lakukan 5 Hal Ini Agar Pendengaran Tetap Baik dan Bagus)

3. Risiko diabetes

Peneliti juga mengatakan jika perempuan yang mendapat menstruasi pertama pada usia dini mungkin memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.

Karena menarche dini dikaitkan dengan indek massa tubuh yang lebih tinggi, dan ini merupakan faktor utama diabetes tipe 2.

Perlu dicatat bahwa mengalami pubertas berarti terjadi perubahan hormonal yang mungkin juga meningkatkan resistensi insulin. 

Mendapatkan menstruasi pertama di usia dini berarti tubuh kita mendapatkan paparan dini terhadap perubahan hormonal, yang pada gilirannya bisa meningkatkan risiko diabetes. 

(Baca juga: Detik-detik Pertemuan Ashanty, Krisdayanti dan Aurel Hermansyah di Belakang Panggung!)

4. Bermasalah pada kehamilan 

Diketahui juga bahwa perempuan yang mendapatkan menstruasi di usia dini memiliki risiko lebih besar terkena komplikasi kehamilan. 

Hal itu bsa mebuat kita berisiko terkena preeklampsia atau suatu kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan bahkan bisa merusak organ tubuh. 

Jika kondisi ini tidak diobati, maka bisa berakibat fatal bagi bayi dan juga ibunya.

(Baca juga: Tak Mau Kalah dengan Ketua BEM UI, Siswa SMA Ini Tiba-Tiba Terobos Paspampres Demi Lakukan Hal Ini dengan Jokowi)

5. Risiko kanker payudara 

Jika menstruasi pertama kita sebelum usia 12 tahun, maka berisiko 20 persen lebih tinggi terkena kanker payudara.

(Baca juga: Duduk Terlalu Lama Bisa Bikin Kanker Kulit, loh! Inilah 5 Kebiasaan Pemicu Kanker Kulit Selengkapnya)

Intinya, usia mendapatkan periode pertama mungkin tidak harus menjadi patokan. 

Ada faktor lain yang juga bisa berdampak pada kesehatan kita seperti merokok atau menjalani gaya hidup tidak sehat. 

Yang paling penting adalah kita harus menjaga kesehatan tubuh dengan makan asupan yang bersih dan bergizi serta menjalani hidup sehat dan bahagia. 

Juga kita harus benar-benar memeriksakan diri secara berkala dan jika kita mendapatkan indikasi penyakit tertentu sebaiknya konsultasikan pada dokter. (*)