Miris! Bukan Gigitan Anjing, Ternyata Ini Dia Penyebab Sebenarnya Tewasnya TKI di Malaysia

By Amanda Hanaria, Minggu, 18 Februari 2018 | 04:30 WIB
Adelina Lisao tidur di beranda rumah di Taman Kota Permai, Penang, Malaysia, ketika ditemukan Sabtu (10/2). TKI asal Nusa Tenggara Timur itu ditemukan dengan berbagai luka di wajah dan kepala (Amanda Hanaria)

NOVA.id -  Adelina Sau, Tenaga Kerja Indonesia ( TKI), asal Desa Abi, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, mengalami penyiksaan fisik dan non fisik oleh majikannya di Malaysia.

Perwakilan Kementerian Luar Negeri Tody Baskoro mengatakan, sebelum Adelina meninggal, majikannya tak memberinya makan dan disuruh tidur bersama seekor anjing.

Baca juga: 6 Foto Rumah Elvy Sukaesih yang Jadi TKP Penggerebekan Dhawiya Zaida dan Saudaranya, Duh...Suram Banget!

Menurut Tody, akibat tak diberi makan membuat kondisi fisik Adelina menjadi sakit dan tak terurus.

"Dari hasil pemeriksaan oleh otoritas di Malaysia, bukan penyiksaan secara fisik yang diterima oleh Adelina, tapi karena tidak diberi makan sehingga kelaparan," jelas Tody kepada sejumlah wartawan di Bandara El Tari Kupang, Sabtu (17/2).

Baca juga: Ternyata Ini Pentingnya Kenalkan Learning Buddy pada Buah Hati

Menurut Tody, luka yang ada di kaki Adelina merupakan luka bebas gigitan anjing.

Namun lanjut Tody, untuk membuktikan kebenaran luka tersebut, masih menunggu hasil postmortem.

“Kita sedang telusuri lebih lanjut. Kita juga masih menunggu hasil postmortem terhadap Adelina," tutupnya.

Baca juga: Mama Nagita Slavina Dikabarkan Menikah Lagi, Inikah Sosok Suami Barunya? Netizen: Gagah! Cucok Mama Rieta!

Sebelumnya, Menteri Tenaga Kerja M Hanif Dhakiri menegaskan, majikan harus bertanggung jawab atas kematian tenaga kerja Indonesia bernama Adeline (21) yang tewas mengenaskan.

"Kami minta pihak majikan bertanggung jawab," ujar Hanif di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (12/2).

Jajaran di kementeriannya, lanjut Hanif, telah berkoordinasi dengan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia yang berkedudukan di Kuala Lumpur untuk menyelesaikan permasalahan ini. (*)

Sigiranus Marutho Bere/Kompas.com