Baca juga: Jangan Keliru! Ternyata Susu Tanpa Garam Jauh Lebih Sehat Loh, Ini Buktinya
Hal itu dipercaya merupakan penghormatan bagi orang yang meninggal, dan memberikan keberuntungan bagi arwahnya dalam mengarungi perjalanan ke alam baka.
Namun, kepercayaan tersebut ditentang oleh profesor media, Kuang Haiyan. Menurutnya, praktik itu tak lebih dari pemujaan terhadap kesuburan.
"Menurut interpretasi antropologi budaya, pertunjukkan erotis tersebut merupakan bentuk penyampaian permintaan agar keturunan orang yang meninggal itu bisa mendapat banyak anak," kata Kuang. (*)
Ardi Priyatno Utomo/Kompas.com Sumber: Telegraph, Xinhua