Heboh Aksi Striptis Saat Acara Pemakaman di China, Ternyata Ini Tujuannya

By Amanda Hanaria, Rabu, 21 Februari 2018 | 13:00 WIB
Heboh Aksi Striptis Saat Acara Pemakaman di China, Ternyata Ini Tujuannya (Amanda Hanaria)

NOVA.id - Pemerintah China melalui Kementerian Kebudayaan mengumumkan bakal menggelar operasi untuk memberantas sebuah fenomena.

Fenomena yang tumbuh di kota kecil itu adalah memanggil gadis penghibur untuk melakukan pertunjukkan striptis di upacara pemakaman.

Baca juga: Terungkap! Ini Dia Sosok Kekasih Caisar yang Baru

Dilansir The Telegraph Selasa (20/2), China mulai melaksanakan operasi pertama pada 2006. Kemudian yang kedua dilakukan di 2015.

"Kami menyasar pertunjukkan cabul, vulgar, dan sarat pornografi di upacara pemakaman, pernikahan, atau merayakan Tahun Baru China," ujar kementerian dalam rilis resmi.

Baca juga: Berjuta Kebaikan dalam Segelas Susu Gurih Tanpa Garam yang Wajib Kita Tahu

Kementerian kebudayaan melanjutkan seperti dilansir Xinhua, aksi itu dianggap tidak berabad karena menyewa pertunjukkan tari telanjang di sebuah pemakaman.

Penggerebekan yang dilakukan kementerian dilaporkan menyasar 19 kota yang berada di empat provinsi; Henan, Anhui, Jiangsu, dan Hebei.

Baca juga: Tak Perlu Was-Was Memulai Bisnis Bakery Asal Ada Tepung Premix, Ini Alasannya

Media pemerintah, Global Times memberitakan, Beijing menjanjikan hadiah uang kepada masyarakat yang melaporkan adanya praktik striptis di pemakaman melalui nomor yang disediakan.

Lantas, mengapa keluarga yang anggotanya meninggal mendatangkan gadis penghibur untuk melakukan tarian telanjang?

Dilansir Global Times, beberapa masyarakat di China percaya, menggelar striptis bakal menarik banyak orang untuk menghadiri upacara pemakaman.

Baca juga: Jangan Keliru! Ternyata Susu Tanpa Garam Jauh Lebih Sehat Loh, Ini Buktinya

Hal itu dipercaya merupakan penghormatan bagi orang yang meninggal, dan memberikan keberuntungan bagi arwahnya dalam mengarungi perjalanan ke alam baka.

Namun, kepercayaan tersebut ditentang oleh profesor media, Kuang Haiyan. Menurutnya, praktik itu tak lebih dari pemujaan terhadap kesuburan.

"Menurut interpretasi antropologi budaya, pertunjukkan erotis tersebut merupakan bentuk penyampaian permintaan agar keturunan orang yang meninggal itu bisa mendapat banyak anak," kata Kuang. (*)

Ardi Priyatno Utomo/Kompas.com Sumber: Telegraph, Xinhua