NOVA.id - Subang identik dengan nanas, buah yang tumbuh di wilayah tropis dan berdaun tajam ini banyak ditemukan di berbagai pelosok daerah tersebut.
Tak heran, karena memang Subang dikenal juga sebagai salah satu penghasil nanas terbesar di Jawa Barat.
Banyak penduduk yang memanfaatkan nanas dalam bentuk berbagai makanan olahan, seperti yang dilakukan Ade Patas.
(Baca juga: Dengan Samsung Galaxy J Series, Jangan Pernah Bosan Lagi Sambil Menunggu di Mobil)
Melalui bendera Alam Sari, Ade memproduksi berbagai penganan olahan dari buah nanas.
Bukan cuma dalam bentuk dodol, tapi juga sirup, keripik, wajit, cokelat, bahkan kerupuk dan jus nanas.
Ada sekitar 10 varian penganan olahan nanas yang dihasilkan Ade.
(Baca juga: Simak Kisah Sri Purwanti, Sukses Sulap Bahan yang Biasa Dipandang Sebelah Mata Jadi Panganan yang Mendunia)
“Itu jadi ciri khas kami, yaitu membuat berbagai makanan dan minuman hasil olahan nanas,” tambah Ade.
Beruntung, dari tahun ke tahun usaha Ade terus berkembang.
Meskipun demikian, bersama istrinya, Imaroh, Ade melewatinya dengan berbagai cobaan.
(Baca juga: Wajib Disimak, Minum Ayamnya Punya Manfaat Bagi Kita Sekeluarga)
Keduanya juga cukup kompak dalam berbagi peran, sehingga roda usaha Alam Sari bisa tetap berjalan dengan baik.
Bahkan produknya terus menggurita ke berbagai daerah di Indonesia.
Bentuk Kelompok Tani
Ade pertama kali menggeluti usaha olahan nanas sekitar tahun 1997.
Saat itu, ia masih jadi lurah di kampungnya, Desa Tambakmekar, Subang, Jawa Barat.
(Baca juga: Awas, Gejala Kanker Kulit Bisa Menyerupai Jerawat, Yuk Cari Tahu Ciri-Cirinya!)
Namun, waktu itu Ade mengaku gelisah.
Pasalnya, begitu panen raya tiba, nanas-nanas kecil banyak yang membusuk dan terbuang begitu saja karena tak laku di pasaran.
“Nanas yang kami tanam kan tak semuanya besar, ada juga yang kecil. Ini yang tak masuk ke pasaran. Kemudian saya berpikir untuk memanfaatkan nanas yang terbuang itu jadi lebih bermanfaat. Saya mulai mengumpulkan ibu-ibu untuk belajar membuat olahan nanas,” cerita Ade serius.
(Baca juga: Kenalan dengan Anak Perempuan Bernama 'Aurel', Ekspresi Bingung Arsy Bikin Gemes Banget 'Nggak Salah?')
Pada tahap awal, Ade berhasil mengumpulkan sekitar 20 ibu-ibu PKK yang cukup aktif di desanya yang kemudian diajak bergabung dalam sebuah kelompok tani bernama Mekarsari.
Selama tiga bulan, kelompok itu difasilitasi pemerintah setempat untuk mendapatkan pelatihan tentang cara mengolah makanan berbahan dasar nanas, di antaranya dodol dan sirup.
Rupanya, pelatihan sederhana yang didapat Ade dan kelompok taninya cukup bermanfaat, karena para peserta mulai berani membuat dan menjual dodol nanas.
(Baca juga: Bukan Hanya Kebapakan, Nikita Mirzani Juga Ungkap Sifat Asli Dipo Latif Lainnya!)
Selain itu, nanas muda yang awalnya tak terpakai malah bisa dimanfaatkan untuk hal yang jauh lebih berguna.
“Sebagai perintis, saya tetap memberikan motivasi dan mengatur pemasaran agar tak saling merugikan,” ungkap Ade.
Ulet dan Semangat
Namun menggeluti usaha nanas tak semudah dibayangkan, dibutuhkan keuletan dan semangat tinggi agar usaha terus berjalan.
Itu yang dilakukan Ade dengan UKM Alam Sari miliknya.
(Baca juga: Tidak Boleh Dijenguk Selama 2 Minggu, Jennifer Dunn Curhat Sedih Begini!)
Sejak tak lagi menjabat sebagai lurah, Ade dan istrinya makin giat menjalankan usaha olahan nanas mereka.
Ia rajin menawarkan produknya dari toko ke toko. Ia percaya, tanpa keuletan, usahanya bisa jadi akan mandek.
“Saya memberanikan diri untuk mencoba. Awalnya memang takut ditolak. Mau masuk toko untuk menawarkan produk saja mikirnya lama banget, padahal jaraknya sudah tinggal 10 meter dari posisi saya. Tapi mau tak mau kan harus dicoba,” cerita Ade sambil mengingat-ingat saat dia mulai menawarkan produk olahannya.
(Baca juga: Mau Akting Ketabrak, Adik Olla Ramlan Malah Terlindas Mobil Beneran)
Berkat keberanian Ade mencoba dan keinginan besar untuk maju, pelan-pelan usahanya mulai berkembang.
Awalnya hanya produksi 5 kg dan hanya dipasarkan ke beberapa toko saja, kini produksinya terus bertambah berlipat-lipat dan pemasarannya pun makin meluas.
Selain itu, Ade juga terus berinovasi dengan produk olahannya. Ia mencoba menciptakan berbagai olahan nanas terbaru, tentu dengan menyesuaikan keinginan pasar.
(Baca juga: Beredar Foto Jennifer Dunn Pakai Piyama di Rutan, Polisi Langsung Lakukan Penggeledahan)
Namanya juga mencoba, seringkali tak langsung berhasil.
Butuh proses yang harus dilewati Ade.
Misalnya saat ia memproduksi sirup nanas, proses coba-cobanya itu bisa sampai satu tahun.
(Baca juga: Eh, Makan Avokad Bikin Gemuk, Benarkah? Simak Penjelasannya)
Berkali-kali ia bikin, sirup olahannya itu sampai gagal berulang-ulang.
Ade menyadari buah nanas mudah mengeluarkan gas, sehingga kalau sudah lama bisa bergelembung dan berjamur.
Tapi Ade pantang menyerah, ia tak berhenti mencoba.
(Baca juga: Permintaan Maaf Manajemen Grab Bike Soal Mitra Ojeknya yang Rusak Mobil di Underpass Senen)
Sampai suatu ketika ia melihat contoh membuat sirup dari mahasiswa Lampung.
“Rupanya agar tak mengeluarkan gas dan berjamur, nanas harus direbus dulu. Begitu berhasil, saya langsung semangat memproduksi lagi. Sirup nanas Alam Sari pun makin dikenal dan dicari, termasuk saat kami ikut pameran,” kata Ade.
Apakah Ade pernah merugi? Jawabnya tentu pernah.
(Baca juga: Ampuh Meningkatkan Kolagen Kulit, Ini Manfaat Lain dari Buah Jeruk)
Ade bercerita jika Alam Sari pernah merugi hingga puluhan juta.
Waktu itu ia mengirimkan pesanan produk olahan ke Yogyakarta dan Bali.
Namun sayang, saat akan ditagih, bencana gempa dan teror bom di daerah itu memaksa Ade untuk mengikhlaskannya.
(Baca juga: Karma! Buang Air Kecil dengan Sengaja di dalam Lift, Bocah Ini Alami Kejadian Mengejutkan)
“Waktu itu saya langsung telepon ke pemesan. Saya bilang, sudah tak usah pikirkan saya,” kata Ade yang mengaku menghibahkan semua pesanan itu kepada mereka.
Meskipun secara hitung-hitungan merugi, tapi Ade malah tak merasa rugi.
Ia percaya, jika segala sesuatunya diikhlaskan, maka Tuhan akan menggantinya dari sisi yang lain.
(Baca juga: Tompi Beberkan Bahaya dan Risiko Tanam Benang di Hidung, Begini Penjelasannya!)
Ade pun tak putus semangat.
Hasilnya, bukan saja produknya makin bervariasi, pemasarannya pun makin meluas.
Dalam waktu dekat, dia akan melakukan ekspor produk ke Malaysia dalam skala yang cukup besar.
(Baca juga: Tompi Beberkan Bahaya dan Risiko Tanam Benang di Hidung, Begini Penjelasannya!)
Bangga Didukung BANK BRI
UKM Alam Sari yang terus berkembang, diakui Ade berkat dukungan dari BANK BRI juga.
Ade merasa sangat terbantu oleh BANK BRI, karena berbagai masalah keuangannya dalam berbisnis bisa diatasi dengan mudah.
“Saya merasa Alam Sari memang jodoh dengan BANK BRI,” kata Ade tersenyum.
(Baca juga: Ew… Ada Bakteri Seperti yang ada Pada Kotoran Manusia di Handuk! Simak Penjelasannya Berikut)
Ade ingat pertama kali datang BANK BRI sekitar tahun 2001. Saat itu presidennya Ibu Megawati Soekarnoputri.
Kebetulan Ade juga diundang dalam pertemuan kalangan UKM dengan presiden.
Pada acara itu, Ibu Mega mempersilahkan pelaku UKM untuk datang ke bank pemerintah setempat untuk mendapatkan kredit usaha.
(Baca juga: Ingin Hindari Penyakit Diabetes Tipe 2, Sebaiknya Konsumsi Makanan dengan Kandungan Seperti Ini)
Tanpa pikir panjang, Ade pun datang ke BANK BRI mengajukan pinjaman dan disetujui.
Dukungan keuangan yang didapat dari BANK BRI tak disia-siakan Ade.
Ia terus berusaha mengembangkan usahanya, baik itu menambah jumlah produksi, memperluas pasar, termasuk membuat produk baru.
(Baca juga: Pola Hidup Sehat Bisa Menjaga Kesehatan Jantung, Begini Cara Menjalaninya!)
“Mungkin rejeki Alam Sari memang dengan BANK BRI. Apalagi saya ingin usaha saya terus semakin besar. Tanpa dukungan bank, rasanya sulit,” kata Ade.
Modal dukungan itu juga membuat Ade semakin percaya diri mengembangkan Alam Sari.
Ia mengaku tak gentar dengan persaingan yang sekarang maupun akan datang, karena Alam Sari dikenal dengan ciri khasnya sendiri dengan menjual produk serba nanas.
(Baca juga: Tak Punya Waktu untuk Fitness atau Gym? Cukup Lakukan Hal Sederhana Seperti Ini, Nih!)
Selain itu, dalam menjalankan usahanya Ade juga memegang teguh prinsip untuk tetap giat, siap bersaing, dan berani berinovasi.
“Saya tahu masyarakat makin maju, makanya saya ingin menciptakan produk-produk yang modern, meskipun alatnya masih kampungan,” seloroh Ade yang mengaku sedang menyiapkan produk yang akan diproduksi cukup besar.
Semoga sukses, Pak Ade! (*)
Muhamad Yunus