Saat sedang patah hati, kebanyakan orang akan mencari makanan yang menyenangkan seperti cokelat, es krim, atau cupcakes.
Sementara ada juga orang yang justru tak berselera menyentuh makanan.
"Karena ada kaitan antara perut kita dan hati kita, maka setiap makanan yang kita makan akan membuat kita merasakan sakit. Kita pun tak mampu menelan," kata Smouse.
(Baca juga: Inilah Potret Semasa Hidup Istri Muda Opick Sebelum Meninggal)
Lebih lanjut ia menjelaskan, saat kita memaksa diri untuk makan sesuatu kita akan kembali merasakan kepedihan.
"Karena kita belum siap untuk bangkit dari kesedihan dan kekecewaaan, kita pun tak ingin merasakan sakit sehingga kita memilih untuk tidak makan," urainya.
Walau kita mungkin senang karena berat badan turun, tapi sebenarnya hal tersebut tidak sehat.
(Baca juga: Kelanjutan Kasus Hukum Perawat yang Diduga Lecehkan Pasien di Surabaya, Istri Zunaidi: Itu Skenario)
"Salah satu klien saya menjadi kurus tinggal tulang setelah bercerai. Oleh dokter ia disarankan untuk menambah berat badannya, tapi ia ngotot dengan kurus suaminya akan kembali lagi, karena perempuan yang merebut suaminya berbadan langsing," katanya.
Bangkit dari kesedihan memang tak semudah membalikkan telapak tangan.
Tetapi salah satu cara terbaik untuk bangkit adalah merawat diri sendiri, baik emosional dan fisik.
(Baca juga: Ingin Awet Muda? Pakai Air Alkali Saja!)
"Turun berat badan bisa menjadi bagian dari penyeimbangan, tapi membiarkan diri kelaparan bukanlah cara mencintai diri bahkan jika itu bisa membuat kita lebih langsing," kata Smouse.
Maka, tetap berusaha untuk berpikiran positif dan sayangi badan, ya. (*)