Kondisi Istri Kedua Opick Terus Menurun Setelah Keguguran, Mengapa Bisa Terjadi?

By Dionysia Mayang Rintani, Selasa, 20 Maret 2018 | 10:25 WIB
Opick dan Wulan Mayangsari (Dionysia Mayang)

NOVA.id – Kabar duka baru saja datang dari penyanyi religi Opick, yang kehilangan sosok istri keduanya yang bernama Wulan Mayangsari.

Wulan Mayangsari diketahui meninggal dunia setelah kondisirnya terus mengalami penurunan sejak keguguran anak lelakinya dua bulan lalu.

Sebenarnya, apa yang dialami oleh Wulan Mayangsari?

(Baca juga: Jangan Disepelekan, 3 Tanda Pada Mata Ini Merupakan Gejala Penyakit Serius)

Dalam dunia medis, ada proses yang biasa dijalani bagi kita yang mengalami keguguran, yaitu kuret.

Kuret atau prosedur kuretase merupakan prosedur yang dilakukan oleh ginekolog selama kurang lebih 10-15 menit pada pasien yang telah dibius untuk mengangkat jaringan pada rahim.

Ada dua tahap yang akan dilakukan.

(Baca juga: Beredar Foto Undangan Pernikahan, Seperti Inilah Sosok Calon Suami Poppy Sofia)

Pertama adalah dilatasi.

Pada tahap ini akan dioleskan obat pada vagina untuk melebarkan leher rahim, atau dengan menaruh alat bernama laminaria yang akan menyerap cairan pada leher rahim sehingga bisa melebar.

Setelah itu adalah kuretase atau pengangkatan lapisan dan isi rahim dengan alat tipis berupa sendok bernama kuret.

(Baca juga: Tak Hanya Warna Urin yang Berubah, Inilah 10 Gejala Kita Mengalami Dehidrasi)

Lalu, kondisi pasien akan terus dimonitor selama beberapa jam untuk memastikan pulih sepenuhnya dari obat bius dan mendeteksi komplikasi.

Komplikasi yang mungkin muncul adalah perdarahan hebat, mengantuk, mual, dan muntah.

Umumnya, pasien dapat langsung pulang setelah prosedur dan bisa kembali beraktivitas dalam 2 hari.

(Baca juga: Bergaya Gimbal, Penampilan Rina Nose Banjir Pujian Warganet)

Meski demikian, tak sedikit pasien yang mengalami perdarahan vagina selama kurang lebih 1 hingga 2 minggu sehingga disarankan untuk menggunakan pembalut.

Kuret relatif aman dilakukan, namun ada beberapa risiko yang mungkin terjadi seperti perdarahan parah, infeksi dalam rahim, serta luka dan kerusakan dalam rahim.

Luka dan kerusakan dalam rahim ini juga disebut sindrom Asherman, yang dapat mnenyebabkan keguguran di masa mendatang, nyeri haid atau bahkan berhenti haid, atau kemandulan.

(Baca juga: Dinding Bocor Bikin Rumah Lembap! Hindari dengan Melakukan 5 Cara Ini)

Selain itu, ada komplikasi tertentu yang mungkin muncul walau sangat jarang terjadi, seperti lubang pada usus, kerusakan leher rahim, serta terbentuknya jaringan parut di dinding rahim.

Sebaiknya, bila muncul perdarahan parah hingga membuat kita harus berganti pembalut setiap jam setelah melakukan prosedur kuret, sebaiknya konsultasi pada dokter.

Apalagi bila kita mengalami kondisi lain seperti demam, nyeri semakin berat, keluarnya cairan beraroma tak sedap dari vagina, serta kram perut selama lebih dari dua hari. (*)