Anak Mulai Menampakkan Tanda-Tanda Keras Kepala? Biasakan 8 Hal Ini, yuk!

By Dionysia Mayang Rintani, Sabtu, 24 Maret 2018 | 12:00 WIB
Dampak memukul anak (istock) (Dionysia Mayang)

Kasih sayanglah yang bisa meminimalisasi kebutuhan anak pada sesuatu hal yang bersifat “materi”.

7. Memilih waktu yang tepat untuk menasihati anak

Pentingnya memilih waktu yang tepat untuk menasihati anak, di mana ia tidak merasa terpaksa untuk mendengarkan pesan moral yang disampaikan orang tua.

Di sini orangtua harus pintar membaca situasi dan karakter anak, kira-kira pada saat kapan anak bisa diajak bicara dan menjadi pendengar yang baik.

8. Memberikan fasilitas sebagai media untuk menyalurkan hobi anak

Setiap anak memiliki minat dan bakat yang berbeda.

Para orangtua harus bisa peka dalam melihat hal ini. Hindari memaksakan minat orangtua kepada anak.

Namun orangtua perlu menyalurkan minat dan potensi anak.

Dengan menyalurkan apa yang menjadi hobinya, anak senantiasa akan terus bergerak dan sisa energinya akan tersalurkan kepada hal-hal yang positif.

Ini akan membuat anak terhindar dari keadaan bosan, mudah marah, sedih, dan sebagainya.

Yang jelas, sikap keras kepala tidak akan menghilang dengan sendirinya namun perlu arahan dan didikan orang tua.

Peran pola asuh sangat penting untuk membentuk karakter anak.

Orang tua perlu memberikan contoh yang baik kepada sang buah hati untuk terbuka terhadap kritik dan masukan dari orang lain.

Termasuk juga orangtua bisa menerima kritik dari anak.

Alhasil, ia pun dapat meniru sikap orangtua untuk terbuka terhadap arahan dan saran dari orang lain. (*)