Baca juga: Pembunuhan Sadis di Pondok Labu, Istri Korban Sebut Pelaku Seperti Kerasukan Setan
Ia mendeskripsikan perjalanan itu seperti neraka.
Mobil yang ia naiki harus bebas bahan kimia sebisa mungkin, tapi tentu saja sangat sulit mensterilisasi sebuah kendaraan, dan di satu momen, ia hampir tak bisa napas sebelum sampai rumah sakit.
Saat sampai rumah sakit, ia ditempatkan di ruangan yang kosong, steril dan checkup dilakukan dengan protokol yang sangat ketat.
Di hari yang sama itu pula ia juga harus pulang ke kerangkengnya.
Sakit otot, sesak napas, sakit kulit dan kecapekan merupakan hal yang biasa bagi Juana, tetapi ia tetap bisa melanjutkan hidupnya dengan penuh semangat.
Satu dari banyak hal yang membuatnya semangat adalah untuk mempromosikan kesadaran tentang MCS dan meningkatkan kehidupan para penderitanya.
Karena itu, ia memulai sebuah kampanye yang dijuluki "El Abrazo" atau pelukan, yang tujuannya adalah membantu membuat sebuah masker dengan filter khusus.
Baca juga: Tubuhnya Dikerubungi Semut, Patonah Ditemukan Tak Bernyawa oleh Pangantar Rantang
Dengan masker tersebut akan membuat Juana bisa memeluk anak-anak dan suaminya lagi.
Untuk orang normal seperti kita memang pelukan merupakan gestur sederhana yang biasanya terlupakan, tetapi bagi Juana Munoz, itu menjadi tujuan hidupnya.
Ia juga sekarang sedang menunggu kelahiran cucu pertamanya tapi takut karena kondisinya saat ini tak akan bisa menggendong cucunya itu dan terpaksa hanya bisa melihatnya melalui jendela kaca.
Dimas Setiawan Hutomo / Tribunstyle.com