Galang menceritakan ide awal pembuatan taman ini datang dari orangtuanya, Wiwid, yang hobi mengoleksi mobil-mobil klasik.
Ide itu muncul karena saat ini obyek wisata buatan dengan unggulan spot foto sedang digemari wisatawan.
Baca juga: Ini 5 Alasan Mengapa Kulit Wajah Bisa Mengalami Kelebihan Minyak, Nomor 2 Perlu Dihindari
"Sebagian besar mobil di taman ini adalah koleksi pribadi kami. Tapi ada juga mobil yang sengaja dibeli untuk menambah spot foto," katanya.
Dari 14 mobil klasik di taman ini, ada dua mobil yang tertua yakni jenis Impala buatan tahun 1964 dan Dogde tahun 1957.
Selain mobil, ada juga bemo, sepeda motor kuno dan wahana permainan anak-anak.
Galang berujar, tempat ini berdiri di tanah bengkok seluas 2.000 meter persegi milik Kepala Desa Wanurejo, dengan sistem bagi hasil pendapatan.
"Kami berkerja sama dengan sistem bagi hasil, yakni 50 persen pengelola, 40 persen kepala desa dan 10 persen BUMDes Wanurejo," katanya.
Meski baru dibuka pada 30 Maret 2018, Junkyard Auto Park sudah banyak dikunjungi wisatawan.
Menurut Galang, setiap hari ada sekitar 50- 70 orang datang ke taman ini.
Jumlah pengunjung bertambah jika akhir pekan dan hari libur.