Namun, kedua saudaranya dibawa pergi ibunya yang nekat meninggalkannya lantaran kondisi kejiwaan bapaknya yang tak kunjung sembuh.
Hal ini membuat Idris harus banting tulang mencari nafkah meski usianya masih terbilang sangat belia untuk mencari nafkah.
Kondisi ini pula yang membuat Idris nyaris tak pernah memiliki waktu untuk bermain bersama rekan sebayanya. Waktunya dihabiskan untuk belajar serta merawat dan menghidupi nenek dan orangtuanya.
"Cuma dia saja bisa kerja karena neneknya sudah tidak bisa jalan dan bapaknya begitu saja cuma duduk termenung setiap hari karena gangguan jiwa. Jadi, kalau pulang sekolah, dia kerja sembarang kadang disuruh sama orang," kata Jumadin Daeng Tarra, salah seorang warga. (*)
Abdul Haq/Kompas.com