Mengharukan! Siswa SMP Ini Rela Kerja Serabutan demi Hidupi Sang Nenek dan Ayahnya

By Amanda Hanaria, Rabu, 11 April 2018 | 14:45 WIB
Idris (15) pelajar SMP asal Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan hidupi nenek dan bapaknya yang gangguan jiwa, Rabu (11/4) (Amanda Hanaria)

NOVA.id - Seorang pelajar SMP di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, harus bekerja serabutan demi merawat dan menghidupi neneknya yang sudah uzur dan bapaknya yang mengalami gangguan jiwa. 

Ia pun nyaris tak pernah bermain bersama teman sebayanya. 

Ia lebih memilih bekerja agar asap dapur gubuknya tetap mengepul. 

Idris (15), remaja yang baru duduk di bangku kelas 2 SMP asal Dusun Batu Lanteang, Desa Pattopakang, Kecamatan Mangngarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, ini biasanya bekerja sepulang sekolah.  

Baca juga: Wajib Disimak, Minum Ayamnya Punya Manfaat Bagi Kita Sekeluarga

"Kalau pulang sekolah, saya kerja sembarangan. Kadang disuruh sama orang atau ada warga di sini yang butuh bantuan, saya bantu. Di situ saya dapat uang, kadang juga cuma dikasih (diberi) makan," ujar Idris, Rabu (11/4). 

"Kalau dapat uang, saya belanja kebutuhan dapur, kalau ada sisanya, saya simpan untuk biaya sekolah," tambahnya.

Baca juga: Tak Hanya Sate Ayam dan Kambing, Ini Dia 7 Sate Unik di Indonesia yang Memiliki Banyak Penggemar loh!

Idris tinggal di sebuah rumah panggung bersama neneknya, Se'do (78), dan bapaknya, Mallu (43). 

Sang nenek kini sudah tua renta sehingga tak sanggup lagi menggarap sawah milik orang lain. 

Sementara bapaknya mengalami gangguan jiwa setelah kecelakaan kerja yang dialaminya 2011 silam. Sebenarnya Idris memiliki dua saudara. 

Baca juga: Belanja Produk Ritel Kekinian Hanya di Easy Shopping, Mudah dan Terpercaya!

Namun, kedua saudaranya dibawa pergi ibunya yang nekat meninggalkannya lantaran kondisi kejiwaan bapaknya yang tak kunjung sembuh. 

Hal ini membuat Idris harus banting tulang mencari nafkah meski usianya masih terbilang sangat belia untuk mencari nafkah. 

Kondisi ini pula yang membuat Idris nyaris tak pernah memiliki waktu untuk bermain bersama rekan sebayanya.  Waktunya dihabiskan untuk belajar serta merawat dan menghidupi nenek dan orangtuanya.

"Cuma dia saja bisa kerja karena neneknya sudah tidak bisa jalan dan bapaknya begitu saja cuma duduk termenung setiap hari karena gangguan jiwa. Jadi, kalau pulang sekolah, dia kerja sembarang kadang disuruh sama orang," kata Jumadin Daeng Tarra, salah seorang warga. (*)

Abdul Haq/Kompas.com