Jangan Mudah Percaya, Ini 5 Pesan Berantai Hoax Sepanjang Minggu Ini

By , Jumat, 18 Mei 2018 | 15:25 WIB
Ilustrasi konten hoax ()

NOVA.id - Insiden aksi terorisme yang beredar luas di masyarakat akhir-akhir ini tidak hanya menghebohkan lingkungan masyarakat sekitar melainkan juga dunia maya.

Bahkan, seolah-olah untuk menambah kegaduhan yang terjadi pasca teror bom bunuh diri di Surabaya, ada sebagian oknum tak bertanggung jawab yang menyebarkan informasi melalui sosial media secara tidak benar.

Sehingga, beberapa situasi yang sejatinya tidak terjadi apa-apa membuat panik masyarakat yang membaca.

Usai ledakan bom bunuh diri di Surabaya, inilah kumpulan pesan atau informasi hoaks yang berhasil dirangkum NOVA dari berbagai sumber.

Baca juga:Miris! Nenek Ini Merasa Tak Pernah Bahagia Meski Hidup Selama 128 Tahun

1. Ledakan bom di Colombo dan Duren Sawit

Selang beberapa jam pasca ledakan bom bunuh diri yang terjadi di 3 gereja di Surabaya, beberapa pesan berantai yang tersebar di grup WhatsApp menjelaskan ada beberapa serangan bom di beberapa titik di Surabaya, salah satunya adalah di Colombo.

Video yang terkirim melalui pesan berantai dan menyatakan terjadi ledakan di Colombo ()

Dikutip dari Kompas.com, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera menegaskan bahwa informasi itu tidak benar.

"Hoax itu yang di Colombo, masyarakat jangan mudah percaya hoax," kata Barung kepada Kompas.com.

Selain di Colombo, tak selang lama, pengguna sosial media dihebohkan dengan informasi yang beredar yakni telah terjadi bom molotov di Gereja Katolik Santa Anna, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Pesan yang tersebar di WA tentang ledakan bom di Duren Sawit ()

Pesan ini beredar pada Senin (14/5) pagi.

Akan tetapi, tak lama kemudian awak media menerima informasi dari Kapolsek Duren Sawit Kompol TH Simatupang.

Simatupang memastikan bahwa informasi mengenai aksi teror di Gereja Santa Anna, Duren Sawit, Jakarta Timur tidak benar.

"Enggak ada teror. Aman-aman saja. Saya di TKP ini tidak ada teror itu," ujar Simatupang, seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (14/5).

Baca juga: Cegah Masalah Tumbuh Kembang, Ajak Anak Terapkan Gaya Hidup Sehat

"Saya pastikan kondisi aman, tidak ada teror itu. Warga kami imbau untuk tenang," kata dia.

Pihak kepolisian juga telah melakukan penyisiran bersama Brimob dan Tim Gegana dan tidak ada peristiwa seperti informasi yang beredar.2. Perempuan bercadar diturunkan dari bus

Setelah kasus peledakan bom bunuh diri yang melibatkan perempuan bercadar dan anak-anak, kini perempuan bercadar menjadi sorotan dan ancaman bagi masyarakat.

Oleh karena itu, setiap ada keberadaan perempuan bercadar banyak masyarakat yang langsung melakukan tindakan diskriminasi, meskipun ia belum tentu bersalah.

Seperti yang terjadi di Terminal Bungurasih, Surabaya misalnya.

Capture video terkait perempuan bercadar di Terminal Bungurasih, Surabaya ()

Dikutip dari Surya, sebuah pesan berantai juga beredar luas di masyarakat bahwa ada seorang perempuan bercadar yang diturunkan dari bus.

Namun, informasi yang kepalang menyebar tersebut ternyata telah dipelintir sehingga menjadi hoax atau informasi bohong.

“Berita yang beredar menjadi seolah ada diskriminasi perlakuan terhadap wanita bercadar di terminal. Padahal tidak begitu," katanya.

Baca juga: Punya Harga Mahal, Ternyata Sepatu Plastik yang Dipakai Sederet Artis Ini Punya Efek Berbahaya

Menurut Sumaji, penurunan penumpang SAN lebih dilakukan lantaran santri yang masih duduk di bangku kelas 8 SMP ini membuat penumpang lain ketakutan.

 Akibatnya, gerak-gerik misterius membuat SAN yang bercadar dan membawa sebuah tas itu dilaporkan penumpang lain kepada petugas Dishub di unit Terminal Gayatri, Tulungagung.

"Keterangan yang bersangkutan juga informasi dari pihak pondok, santri berinisial SAN ini sudah keempat kalinya ini mencoba kabur dari pondok. Tiga kali kepergok pengasuh pondok, ini yang terakhir berinisiatif pakai cadar supaya tidak mudah dikenali," katanya.

Baca juga: Ini 5 Alasan Mengapa Ibu Rumah Tangga Perlu Lakukan Me Time

3. Polisi Bisa Langsung Tembak Saat Razia

Baru-baru ini, masyarakat dihebohkan dengan sebuah pesan berantai yang tersebar di grup-grup percakapan yang isinya menyebutkan polisi bisa langsung tembak saat seseorang kabur saat razia adalah hoaks.

Berikut bunyi pesan berantai yang beredar itu: 

Pesan hoaks terkait polisi tembak langsung saat razia ()

"Mohon izin mengingatkan Terkait dengan situasi saat ini Mohon ditekankan kepada sanak famili jika ada razia polisi jangan sampai kabur seandainya ada ketidaklengkapan Karena hal ini sangat berbahaya mengingat saat ini kondisi psikis anggota polisi cenderung paranoid karena trauma Dan bisa langsung menembak Demikian semoga bermanfaat".

Akan tetapi, dikutip dari Kompas.com, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal menegaskan, informasi itu tidak benar.

Polisi tak akan melakukan penembakan hanya karena seseorang kabur saat dilakukan razia.

"Enggak bener itu, hoax. Anggota polisi tetap siap siaga. Enggak benar itu, mana mungkin orang kabur ditembak. Pokoknya itu hoax. Tidak benar," kata Iqbal, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu siang. 

Baca juga: Miris! Nenek Ini Merasa Tak Pernah Bahagia Meski Hidup Selama 128 Tahun

4. Makanan pesan dari Go-Food Diracun

Selain pesan berantai hoaks mengenai aksi tembak oleh kepolisian saat razia, giliran pesan berantai mengenai makanan yang kita pesan dari layanan Go-Jek atau Go-Food diracuni oleh anggota ISIS.

Pesan berantai yang tersebar tentang Go-Food yang diracuni ()

Dalam sebuah pesan berantai tersebut terlihat bahwa ada oknum yang mengatakan untuk tidak memesan makanan lewat Go Food.

"Anggota ISIS itu sekarang jadi gojek, jadi makanan diracunin. Teman saya sudah kena dan sekarang dibawa ke RS," tulisnya.

"Makanan sudah diusut cari tahu dari mana racunnya. Restoran bersih semua, ternyata isis bukan bom bunuh diri lagi. Tapi jadi gojek racunin makana, temen saya punya sepupu dibawa ke RS dan meninggal. Sebaiknya jangan pesan makanan lewat Go Food lagi," bebernya dalam cerita tulisan itu.

Ternyata saat dikulik, konfirmasi mengenai tidak benarnya informasi ini disampaikan pihak Go-Jek Indonesia melalui akun Twitter resminya, @gojekindonesia. 

Dikutip dari Kompas.com, pihak Go-Jek mengecam penyebaran informasi hoaks itu. 

"Go-Jek Indonesia mengecam tindakan penyebaran hoax seputar layanan kami karena sangat merugikan mitra UMKM dan driver yang jujur dan bekerja keras," demikian bunyi twit @gojekindonesia.

Baca juga: Ini 5 Alasan Mengapa Ibu Rumah Tangga Perlu Lakukan Me Time

5. Nomor Telepon Densus 88

Tak hanya berhenti sampai situ saja, pesan berantai yang menginformasikan ketidakbenaran alias hoaks juga terjadi beberapa hari lalu mengenai nomor telepon Densus 88.

Pesan berantai mengenai nomor telepon Densus 88 untuk melaporkan hal-hal terkait terorisme beredar di grup-grup percakapan Whatsapp.

Pesan berantai nomor telepon Densus 88 ()

Bunyi pesan itu:

Ada informasi sekecil apapun tentang teroris, lapor ke Densus 88, peran kita penting sekali. 

Simpan no ini, suatu hari siapa tahu kita perlu.

Lapor ke Densus 88: 0812 1298686 0811 680 9090 0811 216 7777 Sebarkan seluas-luasnya ke group Anda. 

Saat dikonfirmasi Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol M Iqbal menegaskan, informasi itu hoaks. 

“Hoaks itu,” jawab Iqbal, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/5).

Jika masyarakat mendapatkan informasi atau hal mencurigakan terkait terkait terorisme, bisa melaporkan ke kepolisian terdekat.

Oleh karena itu, Sahabat NOVA jangan mudah percaya terlebih dahulu dengan pesan berantai yang masuk melalui jejaring sosial media. 

Hendakanya lebih bijak dalam menggunakan sosmed dan menyebarkan informasi, ketahui dulu itu hoaks atau bukan ya!(*)