Duh, Pil Kontrasepsi Memicu Naiknya Tingkat Depresi, Benarkah? Ini Penjelasannya

By Winggi, Kamis, 24 Mei 2018 | 13:35 WIB
Pil kontrasepsi (Sebastien_B)

Gadis remaja adalah kelompok dengan risiko tertinggi.

Mereka yang berusia antara 15 - 19 tahun, apabila mengonsumsi pil kombinasi, maka sebesar 80 persen lebih mungkin memerlukan antidepresan.

“Kita memang harus menyadari semua manfaat, namun hormon eksternal (juga) mungkin memiliki efek samping. Dan risiko depresi adalah salah satu dari mereka," ujar salah satu penulis studi, Dr Øjvind Lidegaard dalam satu pernyataan.

(Baca juga: Peneliti Ungkap Kondisi Bumi 2,4 Miliar Tahun Lalu, Seperti Apakah?)

Lidegaard merupakan profesor kebidanan klinis dan ginekologi di Universitas Kopenhagen.

Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry.

Para penulis menyimpulkan dengan sangat jelas, bahwa pil tidak langsung menyebabkan depresi. Masih belum ada cukup bukti yang jelas untuk itu.

Mereka hanya menemukan bahwa memang ada korelasi mengkhawatirkan yang harus diselidiki lebih lanjut.

(Baca juga: Darling Pea, Tanaman Bak Narkoba Bagi Domba dan Hewan Ternak)

Studi ini termasuk yang terbesar dari jenisnya. Penelitian melibatkan lebih dari 1 juta perempuan Denmark berusia antara 15 dan 34 tahun.

Catatan kesehatan mereka diduplikasi selama periode 13 tahun.

Efek samping pil kontrasepsi sudah banyak diketahui, namun ini merupakan penelitian pertama, yang secara komprehensif menemukan hubungan antara metode kontrasepsi dan masalah kesehatan mental potensial.

Sekali lagi perlu dicatat, studi ini tidak menyimpulkan bahwa pil merupakan jenis kontrasepsi yang buruk. (*)

(Artikel ini sudah pernah tayang di laman National Geographic dengan judul Benarkah Pil Kontrasepsi Timbulkan Efek Samping Meningkatkan Depresi?)