Ini Alasan Mengapa Keluarga Kerajaan Inggris Menjadi Pusat Perhatian

By Winggi, Kamis, 24 Mei 2018 | 14:35 WIB
Keluarga Kerajaan Inggris (elizabethaluko.blogspot.co.id)

NOVA.id- Pernikahan royal Pangeran Harry dan Meghan Markle pada 19 Mei 2018 lalu telah menghipnotis seluruh masyarakat dunia.

Mereka pun belum habis membahasnya hingga kini.

Ditambah lagi sebelumnya, Pangeran William dan Kate Middleton baru saja dikaruniai seorang bayi tampan yang dinamakan Louis Arthur Charles pada 23 April 2018.

Tentu saja kedua peristiwa ini mengundang perhatian banyak orang di seluruh belahan dunia.

(Baca juga: Mary Bell, Bocah Pembunuh Berantai Berdarah Dingin Asal Inggris)

Lalu mengapa kisah para bangsawan begitu menarik perhatian?

“Kita adalah makhluk sosial,” kata dr. Frank Farley, profesor dan psikolog di Temple University.

“Melalui media, kita mendapatkan informasi mengenai figur publik, dan terkadang sering menjalani hidup kita melalui mereka,” tambahnya.

(Baca juga: Peneliti Ungkap Kondisi Bumi 2,4 Miliar Tahun Lalu, Seperti Apakah?)

Terikat dengan tokoh terkenal

Menurut Farley, fenomena ini dinamakan ‘perilaku parasosial’.

Itu merupakan istilah yang digunakan para ilmuwan sosial untuk menggambarkan hubungan satu arah, di mana seseorang bisa sangat tertarik dengan satu tokoh meskipun tidak pernah berinteraksi sebelumnya.

Perilaku parasosial ini meliputi keterikatan kita secara emosional dengan klub sepakbola atau acara televisi favorit – juga kehidupan dan drama keluarga Kerajaan Inggris.

“Kita semua memiliki impian untuk menjadi kaya, terkenal, berpengaruh di lingkungan, dan diliputi kebahagiaan. Ini semua dimulai dari dongeng anak-anak dan menetap dalam diri kita tanpa disadari. Keluarga kerajaan dan artis Hollywood membuat impian itu tetap hidup,” papar Farley.

(Baca juga: Darling Pea, Tanaman Bak Narkoba Bagi Domba dan Hewan Ternak)

Beberapa orang menganggap kisah keluarga kerajaan sebagai hiburan dan cerita yang menarik.

Farley berpendapat, ada sesuatu yang mengikat dari para bangsawan tersebut – terutama kemampuan mereka untuk membuat hidup terlihat lebih mudah.

“Hidup itu keras, dan menjadi sukses sangat sulit. Namun, lihatlah orang-orang tersebut (keluarga kerajaan): mereka mewarisi kekayaan, gaya, ketenaran, dan pengaruh sosial. Mereka juga hidup dalam istana seperti dalam dongeng,” paparnya.

Eksposur media menciptakan ‘efek putaran’ pada fenomena ini.

(Baca juga: Warga Buang Sampah Sembarangan, Gajah Sri Lanka Sering Makan Plastik)

Karena banyak orang yang tertarik dengan kehidupan figur publik, media terus menerus meliput mereka.

Lalu, karena tokoh-tokoh tersebut sering muncul di media, orang-orang jadi sering memperhatikan mereka.

Siklusnya berulang, lagi dan lagi.

“Kita hidup di dunia tanpa jeda media. Dengan kata lain, tidak ada jalan keluar. Orang-orang akan terus menginginkan detail kehidupan para figur publik,” tambahnya.

(Baca juga: Nasib Pengrajin Mainan Kayu di India Terancam Akibat Penebangan Hutan)

‘Pemujaan’ selebritis

Meskipun media sosial memperburuk situasi ini, namun, konsep ‘pemujaan’ selebritis memang telah lama terjadi.

Lynn McCutcheon, editor North American Journal of Psychology, mulai meneliti fenomena tersebut sejak 2001.

Setelahnya, lebih dari 50 studi didekasikan untuk topik tersebut.

Dalam makalah McCutcheon mengenai pemujaan selebritis yang dipublikasikan di British Journal of Psychology, ia dan koleganya membagi tipe penggemar menjadi empat kategori berdasarkan Celebrity Attitude Scale.

(Baca juga: Bagi Hewan, Plastik Mengubah Lautan Menjadi Kawasan Penuh Ranjau)

Mereka yang berada di spektrum terbawah, hanya menonton atau membaca tentang selebritis atas kemauan mereka sendiri.

Sementara, para penggemar yang berada di kategori pertama dan pemuja selebritis sejati, mengubah kegiatan mencari informasi menjadi aktivitas sosial – mereka berbagi berita terbaru, lalu mendiskusikannya dengan orang lain.

Menurut McCutcheon, perilaku ini sebenarnya tidak berbahaya.

Namun, beberapa dari mereka terkadang melintasi batas.

Banyak orang yang akhirnya terobsesi dengan satu tokoh.

(Baca juga: Perubahan Iklim Terus Terjadi, Bagaimana Nasib Ekosistem Laut?

Mereka yakin memiliki hubungan dekat dengan orang tersebut dan menganggapnya sebagai belahan jiwa.

Bahkan, ada yang melakukan aksi ekstrem seperti menguntit sang idola.

Beberapa faktor bisa memengaruhi ‘pemujaan selebritis’ ini, di antaranya kecemasan dan kesulitan menjalin hubungan sosial.

Kesepian dan tingkat kecerdasan yang rendah juga berpengaruh, meskipun hanya sedikit.

McCutcheon mengatakan, media juga memainkan peran. “Semua media berkontribusi terhadap pemujaan selebritis.

Itu mempermudah para penggemar untuk merasa dekat dengan figur publik”, katanya. (*)

(Artikel ini sudah pernah tayang di laman National Geographic dengan judul Mengapa Banyak Orang Terobsesi Dengan Keluarga Kerajaan Inggris?)