NOVA.id - Gugurnya Razan Ashraf Al Najjar di jalur Gaza terus menjadi sorotan beberapa hari terakhir ini.
Keluarga dari perawat muda ini kembali mengenang sosok Razan.
Dilansir dari newyorktime.com, ayah dari Razan, Ashraf Al-Najjar adalah pemilik sebuah toko yang menjual suku cadang sepeda motor.
Namun toko tersebut telah hancur akibat serangan udara yang dilakukan Israel, dan sejak itu ia tak punya pekerjaan.
Menurut Ashraf Al Najjar, Putrinya tidak cukup bagus dalam ujian sekolah menengahnya untuk belajar di universitas.
(Baca juga: Pria Ini Nekat Menjual Segala Harta Benda untuk Temui Kekasihnya)
Sebaliknya, ia dilatih selama dua tahun sebagai paramedis di rumah sakit Nasser di Khan Younis.
Kemudian ia menjadi sukarelawan dari Lembaga Bantuan Medis Palestina, yang merupakan organisai kesehatan non pemerintah.
Najjar mengingat kembali saat putrinya pergi untuk terakhir kalinya saat akan bertugas.
Razan pergi sebelum fajar pada hari Jumat, itu terakhir kali ia melihatnya.
Ia pun mengulang kembali kalimat yang sempat diungkapkan oleh putrinya tersebut.
(Baca juga: Sebuah Restoran Menjadi Kontroversi setelah Menegur Pelanggannya yang Disabilitas)
"Kami memiliki satu tujuan, untuk menyelamatkan nyawa dan mengevakuasi orang.
Dan mengirim pesan ke dunia : Tanpa senjata, kita bisa melakukan apa saja."
Saat kejadian penembakan terjadi, Razan sedang merawat seorang pria yang terluka.
Saksi mata yang bernama Ibrahim Al-Najjar mengatakan saat tembakan terdengar Razan jatuh ke tanah.
(Baca juga: Ini Isi Percakapan Nakal Pangeran Charles dan Camilla yang Memalukan)
Kemudian Ibrahim yang masih menjadi kerabat Razan membawanya pergi bersama dua orang lain untuk mendapatkan pertolongan.
Ibrahim mengatakan, "Razan tidak menembak, ia menyelamatkan jiwa dan mengobati yang terluka."
Namun nyawa perempuan berusia 21 tahun ini tak dapat diselamatkan karena luka yang serius.
Ibu dari Razan juga mengatakan bahwa "ini adalah senjata putri saya yang dengannya dia melawan Zionis."
Ia memegang dua gulungan perban yang belum dibuka yang ditemukan dalam rompi penuh darah milik putrinya.
"Ini adalah amunisinya." jelasnya. (*)