Perempuan Bunuh Diri di Afghanistan Dianggap Sebagai Hal Biasa, Ini Penyebabnya

By Juwita Imaningtyas, Senin, 2 Juli 2018 | 15:15 WIB
Ilustrasi Perempuan Afghanistan (Getty Images/BBC)

NOVA.id – Jamilla (bukan nama asli) melakukan percobaan bunuh diri setelah ia merasa diabaikan dan dikhianati oleh tunangannya.

Pasangan yang telah bertunangan dengannya selama 6 tahun memutuskan untuk tak menikahinya.

Hal itu hanya karena Jamilla "bukan perempuan muda lagi".

(Baca juga: Ternyata Ini yang Dilakukan Jelita Bahar Saat Anisa Bahar dan Juwita Berseteru)

Jamilla sendiri masih berumur 18 tahun dan keluarganya mengadakan pertunangannya saat ia masih 12 tahun.

Ia dirawat di rumah sakit setelah meracuni dirinya sendiri bulan lalu.

Kasus ini hanyalah salah satu dari ribuan perempuan Afganistan yang mencoba membunuh dirinya sendiri tiap tahunnya.

(Baca juga: 5 Potret Kedekatan Citra Kirana dengan Erica Putri, Sang Kakak yang akan Menikah)

Sekitar 3000 perempuan Afghanistan menghilangkan nyawanya sendiri, berdasarkan Afghan Independent Human Rights Commision (AIHRC).

Sebanyak 1899 orang mencoba bunuh diri pada 2017, 1400 dari keseluruhan adalah perempuan.

Hal ini berbeda dengan angka bunuh diri di dunia yang kebanyakan lebih banyak dialami pria.

Namun di Afghanistan, 80% bunuh diri dilakukan perempuan.

Rupanya ada alasan yang diduga menjadi pemicu bunuh diri perempuan di Afghanistan.

(Baca juga: Dibenci Ratu Elizabeth II, Meghan Markle Tak Boleh Konsumsi Makanan Ini)

Kesehatan Mental dan Kekerasan

Hawa Alam Nuristani dari AIHRC menyebutkan penyebab bunuh diri seperti masalah kesehatan mental, kekerasan rumah tangga, kawin paksa, dan tekanan sosial yang dialami perempuan.

WHO (World Health Organization) memperkirakan lebih dari satu juta masyarakat di Afghanistan menderita depresi.

Terlebih lagi, negara itu telah mengalami 40 tahun konflik bersenjata, jumlah penderita depresi mungkin lebih banyak lagi.

Kekerasan perempuan di Afghanistan pun merebak luas.

Baca Juga: Intip Cerita Seru Ayudia dan Keluarga Saat Liburan di New Zealand dengan Campervan)

Menurut United Nations Population Fund, 87% perempuan di sana telah menjadi korban kekerasan secara fisik, seksual, dan psikologis.

"Satu penyebab bunuh diri pada perempuan adalah kekerasan, kebanyakan dimulai di keluarga, misalnya kawin paksa, perempuan tidak didengarkan dan berhenti melanjutkan pendidikannya," ungkap Ms Nuristani.

Dari laporan Unicef, masih banyak gadis Afghanistan yang menikah sebelum umur 18.

(Baca juga: Wah, Gempi Ngobrol dengan Mermaid Saat Liburan di Italia!)

Akses Obat-Obatan dan Racun yang Mudah

WHO menyebutkan betapa mudahnya mereka mengakses obat-obat dan racun yang dapat meningkatkan tingkat bunuh diri.

"Dalam beberapa tahun terakhir, telah menjadi lebih mudah bagi orang untuk mendapatkan obat-obatan dan zat-zat lain," Mohammad Rafiq Shirazi, juru bicara rumah sakit utama Herat, dilansir dari BBC.

Tenaga medis di Herat mengatakan tingkat bunuh diri tidak akan melambat sampai ada strategi yang tepat untuk pencegahan bunuh diri. (*)