Desa Panglipuran, Wajah Asli Kampung Bali yang Penuh Tradisi Kuno

By Healza Kurnia, Sabtu, 7 Juli 2018 | 19:00 WIB
Tradisi kuno masih melekat kuat dalam keseharian penduduk desa (Kadek Sonia Piscayanti)

Selain udaranya sejuk dan dikelilingi alam yang indah, arsitektur bangunan desa unik dan tata letak pemukiman terlihat sangat rapi.

Baca juga: Viral karena Dicium Perempuan Saat Meliput, Pria Korea Ini Jadi Perdebatan, Kok Bisa?

Desa Penglipuran juga amat bersih, bahkan beberapa kali mendapat penghargaan sebagaidesa terbersih di dunia.

Wayan Wika Wijaya, salah seorang tokoh pemuda di Desa Penglipuran menyebut bahwa Penglipuran bisa diartikan sebagai tempat untuk menghibur diri atau melipur diri.

“Tempat ini konon biasa digunakan sebagai tempat peristirahatan raja-raja pada zaman kerajaan," ujarnya.

Sebenarnya, nama Penglipuran berasal dari kata eling ring pura.

Artinya selalu ingat pada pura (tempat persembahyangan) atau bisa diartikan dengan selalu ingat leluhur.

Leluhur warga Desa Penglipuran berasal dari Desa Bayung Gede, sebuah desa tradisional yang juga berada di wilayah Bangli.

Agar selalu ingat pada leluhur, mereka membangun tempat tinggal dengan arsitektur yang sama dengan arsitektur di tempat leluhurnya.

Baca juga: Bikin Haru! Bill Gates Sumbangkan Sekitar 1,4 Triliun Rupiah Demi Ayahnya

Bahkan sejumlah bangunan dengan arsitektur kuno harus dipertahankan semua warga, di antaranya rumah bambu dan sebuah balai panjang yang biasa digunakan sebagai tempat tidur dan tempat menerima tamu.

Setiap pekarangan rumah di desa diharuskan memiliki bangunan bambu (Kadek Sonia Piscayanti)