Wah, Terbiasa Makan Masakan Padang Ternyata Sehat, lho, Ini Penjelasan Pakarnya

By Healza Kurnia, Senin, 9 Juli 2018 | 08:30 WIB
Penelitian Prof. dr. Nur Indrawaty Liputo, M.Sc, Ph.D menemukan bahwa masakan Padang atau Minang sehat dikonsumsi (Erinaldi/NOVA)

Baca juga: 5 Pesepak Bola Ganteng Ini Bikin Nonton Piala Dunia 2018 Makin Seru

Ide Prof. In meneliti masakan Minang muncul saat berdiskusi dengan promotornya.

“Menurut saya ini tantangan untuk menjawab, apakah masakan Minang itu aman dikonsumsi,” katanya.

Kesimpulannya, masakan Minang sehat untuk dikonsumsi.

Makanan Minang yang bersantan dan kaya akan bumbu sering dikaitkan dengan penyebab berbagai penyakit.

Santan kelapa dianggap sebagai sumber dari penyebab obesitas, kolesterol, dan segala macamnya.

Hasil penelitiannya mengungkap, masakan Minang yang diolah dengan bahan dasar santan justru lebih sehat dikonsumsi.

Hal ini dibuktikan dengan kandungan lemak jenuh masakan Minang bersantan yang jauh lebih rendah dibanding gorengan.

Baca juga: Seperti di Museum, Rasyid Rajasa Pajang Baju Pengantinnya di Rumah

Masakan Minang, menurutnya, mengandung unsur-unsur utama yang dibutuhkan tubuh seperti, protein sebagai zat pembangun, karbohidrat sebagai sumber tenaga, dan lemak sebagai sumber tenaga dan lemak esensial, vitamin sebagai zat pengatur, dan mineralseperti zat besi dan kalsium.

“Jadi, masakan Minang yang bersantan aman untuk dikonsumsi,” ujarnya.

Dalam penelitiannya yang dimulai sejak 1998, Prof In mengamati nyaris seluruh masakan Minang.

Baca juga: Tengah Malam Kelaparan? Bikin Mousse Cokelat Seperti Ini Saja!

Dalam disertasinya saat menyelesaikan pendidikan Ph.D untuk bidang Ilmu Gizi pada International Health and Development Unit at the Faculty of Medicine, Monash University, Melbourne, Australia, ia menemukan penggunaan santan dalam masakan Minang diiringi konsumsi ikan dan banyak bumbu.

“Penelitian yang dilakukan pada masyarakat di Kepulauan Pasifik, hasilnya mengejutkan, konsumsi kelapa dalam jumlah banyak justru membuat mereka jarang terkena stroke danjantung koroner,” bebernya.(*)

(Erinaldi)