Sempat Gunakan Helm Sebagai Pelampung, Ini Kesaksian Korban Selamat KM Sinar Bangun

By Healza Kurnia, Senin, 9 Juli 2018 | 18:00 WIB

NOVA.id - Meski telah sebulan berlalu, tapi masih ingatkah Sahabat NOVA dengan kejadian tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun?

Ya, tepatnya Senin sore (18/6), sekitar pukul 17.30 waktu setempat jadi catatan buram bagi dunia pariwisata di Sumatera Utara.

KM Sinar Bangun yang diperkirakan membawa 204 penumpang dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun tenggelam di perairan Danau Toba.

Cuaca buruk dan kelebihan muatan jadi penyebab tenggelamnya KM Sinar Bangun.

Salah seorang penumpang yang selamat, Hernando Lingga, menceritakan detik-detik menjelang bencana itu terjadi.

Baca juga: Zaskia Mecca : Anak Perempuan Harus Dekat dengan Ayahnya, Kenapa ya?

Saat itu, KM Sinar Bangun telah berlayar sekitar 30 menit dari Pelabuhan Simanindo, tiba-tiba datang angin yang sangat kencang, disertai ombak tinggi.

Hernando mengatakan, sempat melihat bagian bawah kapal dipenuhi air.

Kapal pun jadi oleng ke kanan dan banyak penumpang yang terlempar ke danau.

“Pada saat kapal miring ke kanan, penumpang yang berada di tingkat dua dan tiga terlempar ke danau. Mereka sulit bergerak karena pada bagian sisi kanan kapal terdapat banyak sepeda motor,” kata Hernando.

Tentu saja suasana semakin mencekam, penumpang pun panik.

Baca juga: 4 Bagian Tubuh Ini Menandakan Kecerdasan Kita, Mitos atau Fakta?

Hernando menambahkan, karena panik, akhirnya banyak penumpang yang melompat ke air untuk menyelamatkan diri.

Mereka takut terbawa kapal yang mulai tenggelam.

Ada juga penumpang yang masih bertahan dengan cara berpegangan pada sisi kiri kapal.

“Ini pengalaman yang sangat mengerikan bagi saya,” kata Hernando yang mengaku masihtrauma.

Selain Hernando, Sandri Sianturi, korban selamat lainnya juga mengisahkan, ketika kapal mulai oleng, dirinya sudah mempersiapkan pelampung.

Hanya saja, karena teman-temannya menertawakan Sandri, maka pelampung tersebut tak jadi dipakainya.

Baca juga: Dilamar Justin Bieber, Ini 8 Fakta Model Cantik Hailey Baldwin

Apalagi petugas juga meyakinkannya kalau kondisi kapal cukup aman.

Karena merasa aman, Sandri memutuskan melihat kondisi penumpang di lantai 2 dan 3.

Menurut Sandri, penumpang kapal sebenarnya panik dan gelisah, namun petugas kapal meminta mereka untuk tetap tenang.

Tapi lama-lama Sandri mulai khawatir, dia pun mencari pelampung yang sempat ditinggalkannya tadi.

Namun begitu sampai di dalam kapal (lantai 1), kapal mulai oleng.

“Saat di bawah, kapal sudah oleng ke kanan dan muatan motor di kapal terbalik, semakin berat ke arah kanan. Terbaliklah kapal. Kondisi KM Sinar Bangun saat itu sudah sangat gelap,” cerita Sandri.

Baca juga: Pasangan dengan Pernikahan Mahal Lebih Berisiko Cepat Cerai?

Sandri dan penumpang lainnya terjebak di bagian dalam KM Sinar Bangun.

Sebelum air memenuhi bagian dalam kapal, Sandri sempat mengambil napas di bagian yang belum terisi air.

“Sudah gelap semua. Di dalam itu (kita) terjebak, dua kali ambil napas. Ambil napas lagi, sudah penuh semua dengan air. Aku sempat tutup mata, sudah pasrah,” tukas Sandri.

Rupanya Sandri sempat pingsan.

Karena tiba-tiba dirinya merasa tersadar, dia berusaha mencari jalan keluar.

Dari situ, dia baru mengetahui bahwa KM Sinar Bangun sudah terbalik.

“Aku sempat pingsan, tapi terbangun lagi, aku pegang besi dan meraba-raba untukmendorong ke atas dan keluar. Ternyata kapal sudah terbalik, orang sudah banyak di ataskapal,” lanjutnya mengisahkan.

Baca juga: Romantis, 5 Foto Ridwan Kamil Ini Buktikan Cintanya untuk Sang Istri

Sandri dan banyak penumpang lainnya mengambang di permukaan Danau Toba.

Setelah terbalik beberapa saat, KM Sinar Bangun mulai berangsur tenggelam.

Menurut Sandri, kondisinya saat itu semua penumpang panik.

Mereka berupaya mencari barang-barang yang bisa digunakan untuk mengapung.

Akibat panik, sejumlah penumpang berupaya menarik penumpang lainnya.

Sandri pun sempat ditarik, dia terus berupaya menyelamatkan diri.

Kemudian dia memutuskan menjauh dengan berenang ke arah lain.

Baca juga: Tak Sekedar Buah Tangan, Ini Makna Sesungguhnya dari Boneka Khas Rusia

Hingga akhirnya menemukan helm, dan helm itulah yang dijadikan pelampung untuk bertahan hidup.

“Kalau hanya berenang aku tak sanggup lagi,” kata Sandri.

Tak berselang lama, Sandri bertemu dengan sepasang penumpang yang menggunakan pelampung.

Sandri bergabung dengan mereka, dibantu pelampung dan helm.

Sementara itu, pertolongan dirasa Sandri sangat lambat.

Hampir satu jam mereka mengapung, kapal-kapal lain baru datang.

“Hampir satu jam, (baru) datang kapal ferry dan melempar pelampung. Jadi aku berenang langsung ke pelampung itu,” tutup Sandri.(*)

(Defri Yenni)