NOVA.id - Gaya Skandinavian kini tengah tren dan menjadi banyak referensi dalam menata interior dan membuat desain rumah yang ciamik.
Seperti salah satu pemilik rumah yang terletak di Riau bernama Marissa Fauzia, dirinya sangat menyukai gaya Skandinavian.
Sayang, lantaran terbentur masalah finansial, akhirnya dia memilih model Rustic Scandinavian.
Apalagi, rumah yang ditempati ini adalah rumah dinas.
Baca juga: Selamatkan Tim Dari Gua Thailand, Anak Ini Tenyata Menguasai 5 Bahasa
“Jadi, kami tidak mau investasi terlalu banyak di furnitur, agar saat pindah rumahtidak ribet," kata Marissa Fauzia.
Akhirnya, Marissa pun memakai furnitur yang dibikin sendiri atau restorasi dari funitur yang sudah dibuang.
“Terkadang juga beli yang second,” papar Marissa sambil menceritakan di awal kepindahan, rumah ini bertema warna warni.
Awalnya tosca menjadi warna kesukaan Marissa, namun kemudian berubah lagi seleranya.
“Pilihan jatuh pada warna putih dan abu-abu yang selalu saya suka. Kedua warna ini pun dipilih sebagai tema utama di rumah ini. Sementara warna lain bisa diselip-selipkan kalau lagi mood. Entah itu di cushion cover, table runner. Pokoknya yang gampang diubah-ubah,” bebernya.
Baca juga: Sempat Menjadi Alat Bermain, Ternyata Begini Sejarah dari Kartu Tarot
Sebuah rumah tanpa pernik tentu saja akan sepi.
Nah, rumah ini dipenuhi dengan pernak pernik.
“Kami mengumpulkan barang-barang pas lagi travelling sekaligus untuk kenang-kenangan. Percaya atau tidak harganya semua di bawah Rp 100 ribu,” terang dia.
Bahkan, ada juga pernak pernik yang harganya hanya Rp 10 ribu.
“Pernah ketika sedang jalan-jalan ke Medan, suami menemukan kayu pinus gelondongan yang harganya murah sekali, seikat hanya Rp 10 ribu,” jelas Marissa.
Baca juga: Ingin Gali Potensi Anak Secara Cepat? Lakukan 7 Perilaku Berikut Ini!
Sampai di rumah kayu tersebut dijadikan meja.
“Ternyata meja tersebut mirip sekali dengan meja di sebuah toko furnitur yang harganya sampai jutaan rupiah. Senang sekali rasanya memiliki meja buatan sendiri tersebut,” ungkapnya senang.
Rumah bagi Marissa adalah keluarga.
“Kalau rumah nyaman, otomatis hati juga tenang yang akan memengaruhi kondisi keluarga. Hubungan keluarga juga jadi harmonis. Itulah kenapa rumah harus bikin betah penghuninya. Apalagi, posisi kami di sini jauh dari keluarga besar,” tukasnya.(*)
(Noverita K. Waldan)