Jangan Sampai Menumpuk, Ini 4 Bahaya Jika Hutang Kita Semakin Banyak

By Healza Kurnia, Senin, 16 Juli 2018 | 13:15 WIB
Ilustrasi bahaya memiliki hutang yang menumpuk (istock)

NOVA.id - Utang adalah kata yang bagi banyak orang berkonotasi negatif.

Bagi mereka, utang tidak masuk dalam kehidupan keuangan mereka sehingga sama sekali tidak mau berutang.

Lebih baik hidup susah, daripada punya utang.

Sampai-sampai ada istilah “utang dibawa mati”.

Seperti kita tahu, memiliki utang artinya ada kewajiban yang harus kita bayarkan pada pihak lain.

Baik pada seseorang ataupun lembaga keuangan.

Berbagai kasus yang terjadi di masyarakat banyaknya orang yang berutang dan tidak mampu membayar, akhirnya mengalami masalah dan harus kehilangan barang-barang miliknya seperti kendaraan bahkan rumah.

Baca juga: Non Stop Shopping, Ini Lokasi Belanja Favorit dan Terbesar di Dubai

Inilah yang membuat trauma bagi orang itu sendiri ataupun menimbulkan kekhawatiran bagi orang lain yang melihat kejadian tersebut.

Berikut ini adalah sisi negatif dari utang berdasarkan penjelasan dari Tejasari, CFP, Konsultan Finasial dari Tata Dana.

1. Mendorong tingkat konsumtif

Saat kita tidak memiliki uang, maka keinginan untuk membeli barang barang lebih tertahan.

Enggak ada uangnya, ya, tidak membeli apa-apa.

Tapi saat ada yang menawarkan utang, atau ada kesempatan untuk bisa berutang, maka garis tipis antara “kebutuhan” dan “keinginan” menjadi hilang.

Sesuatu yang awalnya tidak kita butuhkan, menjadi sebuah kebutuhan, karena adanya kesempatan untuk berutang.

Awalnya tidak ingin mengganti handphone, tiba-tiba, ada saja alasan untuk mengganti handphone, karena bisa dibeli dengan utang melalui kartu kredit, itulah contohnya.

Kesempatan yang ada untuk berutang inilah yang mendorong tingkat konsumtif kita menjadi lebih tinggi.

Baca juga: Ini Dia 4 Jenis Kelainan Refraksi Pada Mata, Cegah dengan Cara Berikut

2. Dibebani dengan biaya bunga dan denda

Jarang sekali ada utang yang tanpa bunga dan denda, kecuali kita berutang pada saudara.

Bunga dan denda yang dikenakan terkadang membuat beban utang yang kita terima menjadi lebih tinggi.

Semakin kita tidak segerakan membayar, maka semakin besarlah utang yang kita miliki, semakin tidak mampu pula kita untuk melunasinya.

Banyak orang yang terbelit utang karena bunga dan denda yang tinggi.

Utang yang harus dibayar bisa menjadi 2 sampai 3 kali lipat, dan menyebabkan kita bangkrut.

Baca juga: Anak Cuman Jago Kandang? Antisipasi dengan 10 Hal Berikut Ini!

3. Apabila tidak terbayar, maka akan memberikan masalah

Apa yang terjadi bila utang kita semakin menggulung dan tidak mampu melunasi sama sekali?

Apabila kita berutang dengan lembaga keuangan, seperti KPR, KTA ataupun kartu kredit hingga cicilan mobil dan motor, maka otomatis begitu melewati jadwal pembayaran, maka penagih utang (Debt collector) akan dengan gencar mencari kita melalui telepon bahkan sampai datang ke rumah atau ke kantor.

Yang pasti, cara mereka menagih akan sangat tidak nyaman, baik buat kita, maupun orang rumah.

Belum lagi rasa malu yang timbul kalau sampai datang ke kantor.

Baca juga: Rahasia Gaya Pakaian Meghan Markle, Kuncinya Terletak di Leher!

4. Kehilangan agunan

Kalau kita memiliki utang beragun, seperti kredit rumah (KPR) atau kredit kendaraan, maka kita harus merelakan rumah dan kendaraan kita dilelang untuk bisa melunasi utang.

Apabila utang kita lebih kecil dari harga barang yang diagunkan, kita masih akan menerima sisanya.

Kalau tidak, maka tidak ada yang tersisa buat kita.

Inilah konsekuensi dari utang yang tidak terbayar, berat tentunya.(*)