NOVA.id - Traci Pruitt (47) divonis menderita kanker darah yang fatal atau leukemia pada 2012.
Dokter menyarankan bahwa ia perlu melakukan perawatan sesegera mungkin.
Waktu itu, ia diharuskan menjalani kemoterapi dan transplantasi sumsum tulang belakang.
(Baca juga: Sambil Menangis, Denada Buka-bukaan Tentang Kondisi Putrinya yang Divonis Leukimia)
"Anda cemas. Anda berpikir apakah akan menemukan seseorang," jelas Traci Pruitt ketika mengingat ketakutannya saat merasa tidak ada yang akan menjadi pendonor untuknya.
Namun Pruitt akhirnya menemukan seseorang sebulan kemudian.
Ibu dari dua anak ini bertemu dengan seorang pria muda dari Ninety Six di Austin, Texas.
"Awalnya, saya kira ini penipuan," jelasnya.
(Baca juga: Belum Ada 5 Jam Lahir, Anak Vicky Shu Sudah Punya Akun Instagram)
Dilansir dari WYFF 4, pria yang bernama Koerner masih berusia 18 tahun ketika mendaftar menjadi pendonor dalam sebuah acara untuk persaudaraan.
"Kami menyeka pipi kami, memakan beberapa burger dan saya tidak memikirkan apapun," tutur Traci.
Keputusan itu pun mengubah hidup Traci.
(Baca juga: Lihat Lucunya Pangeran Louis Tertawa Lepas yang Tertangkap Kamera)
Koerner terbang ke Boston untuk melakukan prosedurnya.
Dokter telah mengambil sumsum tulang dari panggulnya.
"Saya merasa sakit selama beberapa minggu setelahnya. Saya tidak benar-benar diperbolehkan melakukan apapun," kata Koerner.
(Baca juga: Terkuak, Ternyata Ini Alasan Ashanty Terima Anang Sebagai Suami)
Koerner juga menjelaskan bahwa hanya itulah yang bisa ia lakukan untuk seseorang yang sudah menderita sakit parah.
Traci Pruitt menerima transplantasi itu pada 2013.
Ia lalu menghabiskan lima tahun berikutnya untuk memulihkan diri.
(Baca juga: Nikita Mirzani Gugat Cerai Dipo Latief, Ini 5 Fakta Hubungan Keduanya)
"Ini merupakan perjalanan panjang namun sangat berharga," ungkap Pruitt.
Akhir pekan ini, akhirnya ia bertemu dengan Koerner yang menyelamatkan hidupnya di Zeta Beta Tau Fraternity Convention, Los Angeles.
"Sungguh indah bisa berterima kasih padanya dan mengetahui siapa dia," kata Pruitt.
"Ia adalah pejuang dan survivor yang hebat," tutur Koerner.
"Suatu kehormatan bisa bertemu dengannya dan menjadi bagian dari hidupnya." (*)