NOVA.id - Lewat komunitas Hollaback!, para perempuan korban pelecehan dan kekerasan seksual akan diadvokasi hingga tuntas.
Komunitas ini juga memberi edukasi untuk pertahanan diri.
Masih ingat kasus Via Vallen?
Pedangdut muda yang sedang naik daun itu beberapa waktu lalu sempat menyita perhatian banyak orang karena pelecehan yang diterimanya melalu media sosial.
Lewat Instagram Story, Via tanpa takut mengungkapkan pesan yang dikirim oknum pesepak bola nasional itu.
Baca juga: Kedua Indung Telur Dipotong Pihak Rumah Sakit, Hotman Paris Bela Perempuan Ini
Tiba-tiba kasusnya makin heboh, karena pro kontra pun muncul.
Ada yang mendukung, ada juga yang menyalahkan dirinya.
Tapi seperti kita lihat, Via tak gentar.
Karena merasa jadi korban, dia tak mau tinggal diam.
Masalahnya, tak semua perempuan seperti Via.
Perasaan takut dicemooh dan disalahkan sering kali jadi penyebab perempuan memilih diam, dan tak menceritakan kejadian kekerasan seksual yang pernah mereka alami.
Padahal kalau dibiarkan, bisa mengganggu mental dan menyebabkan trauma mendalam bagi si korban.
Baca juga: Maia Estianty Pamer Rambut Beruban, Malah Dibilang ABG, Seperti Apa ya Penampilannya?
Bila kita mengalami hal serupa, memang ada baiknya kita menceritakan peristiwa tersebut.
Hollaback! Jakarta, adalah salah satu komunitas yang bisa kita percaya.
Komunitas Hollaback! Jakarta dengan tangan terbuka akan menerima dan mendengarkan curhatan perempuan yang mengalami pelecehan dan tindak kekerasan seksual.
Melalui website resminya (jakarta.ihollaback.org), cerita yang masuk akan diteruskan melalui email para relawan, yang kemudian akan berusaha menenangkan para korban dan mencoba mencarikan jalan keluar terbaik bersama-sama.
“Selain membantu, kami juga akan membagikan cerita para klien lewat website. Tujuannya bukan mencemarkan, lebih kepada memberi contoh agar kejadian serupa tak terjadi pada siapa pun yang membacanya. Agar mereka juga punya pertahanan diri ketika berada dalam keadaan serupa dengan cerita yang dibagikan,” ujar Anindya Restuviani (28), Co-Director Hollaback! Jakarta saat ditemui NOVA, Senin (2/7).
Baca juga: Dianggap Buruk, Ternyata Ini Loh Manfaat Kopi Bagi Kesehatan
Para korban tak perlu cemas soal privasi, karena semua cerita klien yang dibagikan lewat website Hollaback! tidak mencantumkan data diri.
Hanya menampilkan lokasi yang disamarkan beserta kronologis kejadian.
Di website ini, tak cuma ada curhat dari korban, tapi beberapa kali Vivi mengaku sempat menerima curhatan dari orang yang pernah jadi pelaku.
Mereka minta tips supaya bisa berhenti dari kebiasaan buruknya.
Sejak didirikan pada September 2016, Hollaback! telah menerima ratusan cerita dari para perempuan korban kekerasan seksual, baik itu pelecehan seksual ringan maupun berat.
“Sebenarnya segala jenis kekerasan dan pelecehan seksual tak boleh diabaikan. Harus segera ditindak dan dilapor. Supaya pelaku jera,” tegas Vivi.
Baca juga: Ini Pesan yang Ingin Disampaikan Geisha di Lagu Terbarunya, Keramat
Contoh pelecehan seksual ringan misalnya diraba bagian terlarangnya saat berdesakkan di kereta api.
“Itu sudah termasuk pelecehan,” tambahnya.
Kasus yang tergolong pelecehan seksual berat berupa pemerkosaan hingga berujung trauma.
Salah satunya yang baru saja terjadi beberapa hari lalu di Jakarta, yang menimpa WNA perempuan yang sedang bekerja di Indonesia.
Menurut pengakuannya, dia diperkosa atasannya sendiri.
“Akibatnya, dia stres, takut, dan panik. Untuk pertolongan awal, kami pertemukan dengan psikolog yang bermitra dengan kami demi menenangkan. Selebihnya, kita tanya, dia mau dibantu sampai mana? Akhirnya, dia hanya minta ditemani melakukan visum untuk mendapat alat bukti. Tapi untuk menjerat pelaku melalui proses hukum, klien kami ini belum mau menindaklanjuti. Makanya masih putus sampai di visum,” kenang Vivi.(*)
(Bagus Septiawan)