NOVA.id - Kegiatan seks yang sehat sama pentingnya dengan makan, tidur, atau mengurus anak.
Lalu, buat apa demi mengejar karier Sahabat NOVA jadi bersiteru dengan suami?
Psikolog klinis dewasa, Anindita Citra Setiarini, S.Psi, M. Psi, Psikolog, menuturkan bahwa faktor utama buruknya kualitas kehidupan percintaan dapat disebabkan oleh waktu yang terlalu sempit dan fisik yang sudah lelah di malam hari untuk melakukan hubungan intim.
Apabila dipaksakan, maka bisa saja Sahabat NOVA jadi tidak benar-benar menikmati petualangan. seksual yang menggembirakan dengan pasangan.
Padahal ada beberapa cara yang bisa Sahabat NOVA lakukan untuk tetap menjaga keharmonisan rumah tangga yang terancam akibat kesibukan kita dan pasangan.
Baca juga: Deddy Corbuzier Ungkap Fakta Disleksia, Benarkah Sulit Bersosialisasi?
Hal pertama yang harus disadari betul oleh kita sebagai seorang perempuan berkarir, bahwa kita tidak sedang terjebak dalam siklus yang seolah tidak ada putusnya.
Tugas kantor yang menumpuk, meeting dengan klien yang tak ada habisnya, belanja kebutuhan sehari-hari untuk keluarga, dan lain-lain.
Apabila kita terlampau sibuk, hal pertama yang kita butuhkan adalah istirahat.
“Kalau tidak memiliki waktu untuk diri sendiri, mana mungkin kita memiliki waktu untuk melakukan atau bahkan memikirkan seks. Memenuhi kebutuhan dasar, sepertiistirahat atau tidur karena lelah bekerja, sangat penting dilakukan untuk menjagakesehatan fisik dan mental Anda,” ujar psikolog yang praktek di Klinik Lighthouse, Wolter Mongonsidi, Jakarta ini.
Psikolog yang ahli di bidang klinis dewasa ini juga menambahkan, kita sebetulnyatak perlu merasa bersalah ketika harus merecharge kembali tenaga.
Baca juga: Krisdayanti Ungkap Rahasia Tubuh Kencangnya, Cuma Pakai Tangga loh!
Hanya saja, menolak pasangan yang sedang ingin mengajak kita melakukan hubungan seks tersebut, tentu perlu dilakukan dengan hati-hati.
Jika kita mulai menangkap sinyal-sinyal lelah pada tubuh, seperti badan terasa pegal, mataberair, atau sulit untuk fokus, sebaiknya kita segera mengabari pasangan melalui pesansingkat atau telepon.
“Hal ini perlu dilakukan agar Sahabat NOVA dapat mengantisipasi ekspektasi pasangan terhadap diri kita. Misalnya, dengan memberikan pengertian dan kompensasi sebagai berikut, ‘Sayang, maaf ya aku pulangnya agak telat karena mau mampir ke tempat pijat langganan di mal dekat kantor. Badanku sakit-sakit sepertinya kebanyakan duduk di depan komputer. Kamu mau dibawain makanan apa?’” lanjut Anindita.
Seandainya penolakan yang kita lakukan tidak disertai kehati-hatian, maka bisa saja pasangan kita akan memiliki pemikiran berbeda.
Baca juga: Punya Image Awet Muda, Penampilan Yuni Shara Kali Ini Dikritik, Menua?
Ada contoh kasus yang umum terjadi, ketika pasangan yang dorongan seksualnya lebih tinggi ditolak, maka dia akan menghubungkan penolakan tersebut dengan penampilan atau kekurangan fisik mereka.
Lebih bahaya lagi, kita dianggap tidak mencintai mereka lagi.
Mungkin kita tidak bermaksud menyakiti perasaan pasangan ketika menolak untuk berhubungan seks saat Anda merasa letih.
Namun dalam taraf ekstrem, tampaknya pasangan kita akan lebih merasa tidak dicintai atau tidak diinginkan.
Seiring kita menolaknya terus menerus, dia bisa saja berubah menjadi dingin atau menjauh dan mencari cara sendiri mengatasi kekecewaannya tanpa melibatkan kita.
Jangan heran, jika dia lebih sering menenggelamkan diri dalam pekerjaan, hobi, makanan, minuman beralkohol, dan yang parah, selingkuh.
Baca juga: Wah, Teman Dekat Meghan Beberkan Operasi Thomas Markle Settingan!
Pada dasarnya, selama penolakan Sahabat NOVA masih tergolong wajar, reaksi pasangan yang kecewa juga masih bisa ditolerir.
Ketika Sahabat NOVA tidak menciptakan komunikasi yang baik, pasangan akan berusaha memahami penolakan yang dialami.
Jika sudah demikian, maka mungkin saja pasangan akan mengembangkan perasaan kecewa yang mendalam dan tidak mau berusaha lebih untuk memperbaiki keadaan.(*)
(Jeanett Verica)