Duh, Kita Bisa Tertular 7 Penyakit Kulit Ini dari Bercinta!

By Dionysia Mayang Rintani, Selasa, 24 Juli 2018 | 21:30 WIB
(ilustrasi) Miss V (Tharakorn)

NOVA.id – Kebanyakan perempuan lebih mengkhawatirkan soal kondisi wajahnya, dibanding area kewanitaan.

Padahal, vagina merupakan organ yang jauh lebih sensitif dibanding wajah kita.

Sering juga kita tak menyadari adanya risiko penyakit atau gangguan kesehatan yang bisa menyerang vagina kita setelah berhubungan seks, seperti:

  1. Alergi Kondom

Bila vagina terasa sangat gatal atau iritasi setelah berhubungan seks dan menggunakan kondom berbahan lateks perlu dicurigai, mungkin kita memiliki alergi terhadap lateks.

Seperti yang dijelaskan oleh obgyn bernama Kyrin Dunston, MD., alergi lateks dapat menyebabkan vagina terasa panas usai terpapar lateks.

Untuk mengobatinya, gunakan krim berbahan 1 persen hydrokortison segera setelah terasa adanya gatal.

Selain itu, cobalah untuk menggunakan kondom berbahan selain lateks.

(Baca juga: Pernah 'Menuju Puncak', Veri 'AFI' Pernah Berjualan Nasgor, Bagaimana Hidupnya Kini?)

  1. Alergi Sperma, Sabun Suami, atau Lubrikan

Meskipun alergi terhadap sperma sangat jarang terjadi, namun setidaknya 40.000 perempuan di US mengalami hal ini, seperti yang dilaporkan oleh penelitian di University of Cincinnati.

Selain itu, alergi juga bisa berasal dari penggunaan sabun suami, loh.

Jadi, usahakan sedia selalu sabun yang berbeda dengan suami.

Lubrikan juga merupakan alasan perempuan mudah mengalami alergi, sekalipun hal tersebut sangat jarang terjadi.

Lebih baik, konsultasikan pada dokter agar kita bisa memperoleh solusi yang sesuai dengan kondisi tubuh kita.

Dunston menjelaskan, ada beberapa kasus dimana perempuan mengalami luka pada area kewanitaannya.

Luka ini biasanya terjadi karena seks yang terlalu kasar, atau juga karena anal.

Agar hal tersebut tidak menimpa kita, sebaiknya gunakan lubrikan yang tepat untuk berhubungan seks.

(Baca juga: Ingin Seperti Angelina Jolie, Wajah Perempuan Ini Berubah Mengerikan)

  1. Trikomoniasis

Penyakit seksual menular seperti chlamydia dan gonorrhea sangat jarang menyebabkan iritasi pada kulit vagina.

Namun, penyakit seksual menular lain seperti trikomoniasis bisa menyebabkan iritasi pada kulit vagina kita.

Setidaknya, 3,7 juta perempuan di US mengalami kondisi ini, seperti yang disebutkan oleh Centers for Disease Control and Prevention.

Gejala yang sering muncul sama seperti reaksi alergi seperti pada umumnya, namun rasa gatal yang luar biasa akan membuat kita terasa terganggu.

Biasanya, dokter akan memberikan antibiotik yang harus diminum oleh kita dan juga suami, seperti yang dijelaskan oleh Dunston.

(Baca juga: Diliputi Suasana Mistis, Begini Desain Interior Menara Saidah Milik Suami Inneke Koesherawati)

  1. Herpes

Bagi perempuan yang pernah mengalami herpes, tentunya ada risiko di mana kita akan kembali alami penyakit tersebut, terutama ketika keadaan tubuh sedang tidak fit.

Untuk mengobatinya, Dunston menyarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter.

Dokter akan memberi ibuprofen dan menyarankan untuk mengompres bagian yang gatal dengan air dingin, seperti yang disebutkan dalam National Institutes of Health.

  1. Kutil Vagina

Kutil pada vagina bisa muncul berminggu-minggu atau bahkan beberapa bulan setelah melakukan hubungan seks, lho.

Ditambah lagi bila kita sudah terpapar HPV, virus yang memicu munculnya kutil dan berbagai masalah kewanitaan lainnya, maka kemungkinan munculnya kutil akan semakin besar.

(Baca juga: Ingin Hadir dalam Fanmeeting Lisa Blackpink, Young Lex Dikecam 'Blink')

  1. Iritasi Vagina 

Bila vagina terasa gatal serta ada bau yang tak sedap, bisa jadi ada iritasi di area vagina kita.

Menurut Dunston, kondisi ini sangat sering ditemukan pada para perempuan.

Untuk mengobatinya, lebih baik segera konsultasikan pada obgyn yang paling kita percaya agar penanganan sedini mungkin bisa dilakukan. (*)