Produk yang dibuat oleh Mulyani sangat mengutamakan mutu sehingga awalnya para pedagang menganggap harga produk Mulyani terlalu mahal untuk dijual.
Namun, Mulyani tidak menyerah meyakinkan para pedagang bahwa uang kepeng produksinya memiliki mutu yang bagus.
Sampai akhirnya ia berhasil membujuk pedagang untuk mau menjual produknya dan ternyata konsumen sangat puas terhadap kualitas produknya.
Menurutnya sampai saat ini masih jarang yang menjual uang kepeng dalam bentuk rangkaian dan beragam model.
Gagasan desain kreatifnya diperolehnya dari lingkungan sekitar, majalah, imajinasi dan lainnya.
Mulyani mengaku pesanan yang berdatangan terus meningkat, terutama dari toko yang menjadi rekanannya.
Baca juga: Kecantikannya Tak Pudar, Ternyata Iis Dahlia Hanya Lakukan Ini
Permasalahan yang muncul kemudian adalah pendistribusian produknya, ia dan suaminya mengalami kerepotan dalam mengangkut produk mereka untuk diantarkan berkeliling di beberapa pasar di wilayah Klungkung sampai ke Denpasar.
Terkadang, mereka terpaksa untuk menyewa mobil.
Usaha Mulyani mulai menapaki peningkatan setelah suatu hari datang pesanan sejumlah 100 ribu uang kepeng.
Kini, pegawainya telah berjumlah enam orang yang tak lain saudara dan tetangganya.
Lantaran pegawai yang merangkai uang semuanya perempuan, pekerjaan ini bisa dilakukan di rumah sambil mengasuh anak.