Awas, Jangan Tinggalkan Anak Saat Sibuk Kerja, Lakukan 6 Hal Ini, yuk!

By Healza Kurnia, Senin, 30 Juli 2018 | 15:00 WIB
Ilustrasi perkembangan kognitif anak (istock)

NOVA.id - Kabar buruk buat para ibu yang sibuk bekerja!

Sebuah lembaga internasional, National Institute of Child Health and Human Development (NICHD), melakukan studi tentang perawatan dini anak.

Hasil dari penelitian yang dilakukan tahun 2002 itu menunjukkan, bahwa terdapat dampak negatif pada perkembangan kognitif anak usia 15 bulan hingga 3 tahun, ketika ibunya bekerja selama 30 jam atau lebih per minggu pada saat anak berusia 9 bulan.

Tak hanya itu, penelitian serupa dilakukan juga oleh National Longitudinal Survey of Youth (NLSY) pada 2005.

(Baca juga: Tenang, 3 Tips Ini Bikin Kita Lebih Pede Datang ke Undangan Klien)

Hasil penelitian juga sama mengagetkan buat para ibu yang bekerja penuh waktu.

Survei pada 6.144 anak yang memiliki ibu pekerja full time di tahun pertama setelah melahirkan, menunjukkan hasil yang negatif pada perkembangan kognitif dan perilaku anak pada usia 3-8 tahun, daripada anak yang orang tuanya bekerja paruh waktu atau tidak bekerja.

Wah, apa bisa dipertanggungjawabkan hasil survei-survei itu?

“Perkembangan kognitif pada anak terbangun karena adanya interaksi. Misalnya ibu kurang meluangkan waktu untuk berinteraksi atau bermain dengan anak, jadi pengetahuannya pun tidak sebanyak anak yang sering berinteraksi dengan ibunya,” jawab Cecilia Helmina Erfanie, M. Psi., psikolog klinis anak dan remaja.

Psikolog dari PION Clinician and Theraplay Indonesia ini juga menjelaskan perkembangan anak yang optimal memang tergantung dari bagaimana dia diasuh dan dukungan dari keluarga besar.

(Baca juga: Stop 5 Kebiasaan Buruk Saat di Kantor Ini Supaya Nama Baik Terjaga)

Sosok ibu sering diumpamakan sebagai “dewi” yang bisa mengerjakan banyak hal sekaligus dengan maksimal.

Agar anak tetap mendapatkan pengasuhan yang optimal dan pekerjaan kita pun lancar, berikut tips yang semoga bermanfaat untuk para ibu pekerja.

1. Sadari dan terima peran ganda beserta tugasnya, baik sebagai ibu rumah tangga maupun ibu pekerja.

Menerima peran merupakan hal penting agar tidak menjadi beban.

(Baca juga: Selamat! Ini 5 Fakta Menarik Bagi Orang yang Memiliki Mata Coklat

2. Jika berada di kantor, para ibu terbiasa dengan jadwal meeting, deadline, dan semacamnya.

Maka buatlah juga jadwal kegiatan di rumah.

Dengan begitu waktu bersama anak menjadi kegiatan yang sudah dijadwalkan, bukan diambil dari waktu yang tersisa sepulang bekerja.

3. Ketika pulang bekerja dan sampai di rumah, tinggalkan semua hal yang berhubungan dengan kantor. Jangan melibatkan urusan kantor dengan anak ketika sedang berkumpul bersama.

4. Meskipun tidak sedang berada di rumah,usahakan anak tetap mendapat perhatiandari ibunya. 

Misalnya dengan menelepon saat jam makan siang, atau menemaninya belajar di rumah.

(Baca juga: Wah, Gerhana Bulan Pekan Lalu Bisa Mengubah Mood Kita! Ini Alasannya)

5. Meski tidak ada di rumah, peraturan yang ada di rumah harus melibatkan campur tangan dari ibu.

Hal ini dikarenakan anak perlu tahu agar mereka merasa ibu tetap punya andil dalam menerapkan aturan rumah.

6. Ibu tetap harus meluangkan waktu untuk anak dan harus memperhatikan perkembangan anaknya.

Baik itu dari segi bahasa, kognitif, sosial, dan emosi anak.

Bagi ibu yang bekerja full time, Sabtu dan Minggu wajib dijadikan hari bermain bersama anak, seperti membaca buku bersama, pergi piknik, atau bermain ke taman.(*)

 

(Eveline)