Tak Ingin Dapur Jadi Kotor Karena Minyak dan Asap? Ini Dia 3 Tipsnya!

By Healza Kurnia, Kamis, 2 Agustus 2018 | 19:30 WIB
Cara menata dapur agar terbebas dari asap dan cipratan minyak (LOKASI: KEDIAMAN UUN RIANA DAN BUDHI SULISTIYO, CIHANJUANG, BANDUNG FOTO: YANNIS RUDOLF PRATASIK/DOK. RUMAH)

NOVA.id - Bikin dapur, tak selamanya harus mewah dan bagus, ataupun mengeluarkan biaya besar.

Sebab ruang ini, pada hakekatnya adalah tempat memasak.

Tempat kita menciptakan beragam kreasi santapan dan hidangan lezat, untuk anak dan suami tersayang.

Atau bahkan, tempat membuat kue-kue kecil yang nikmat, untuk kumpul-kumpul keluarga.

Nah, mengingat pentingnya fungsi yang ditawarkan dapur, tentu kita tak boleh membuatnya asal.

Mulai dari desain, tata letak kompor dan kitchen set, hingga sirkulasi udara, perlu dipikirkan matang-matang dan direalisasikan.

Belum lagi pemilihan material dinding, lantai, sampai meja kompor.

(Baca juga: Setelah Minang, Kini Tasya Kamila Tampil Anggun Berbalut Adat Jawa)

Dengan adanya asap dan cipratan minyak selama memasak, kita tentu tak mau memiliki dapur yang sulit dibersihkan, bukan?

Nah, berikut ini ada 3 hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat dapur.

1. Sering atau Tidak?

Pertama-tama, tentukan dulu seberapa sering kita memasak.

Menurut Lukkie Putranto, arsitek prinsipal LP Studio Architecture & Design, hal ini akan  berpengaruh bagi pemilihan peranti yang akan ditaruh di dapur.

“Yang pertama, perhatikan dulu skala kegiatan di dapur. Pertanyaannya, ada enggak di keluarganya yang suka masak? Istri atau suami? Kalau suka masak, lalu pertanyaan keduanya adalah, gaya masakannya seperti apa? Kalau lebih suka pakai microwave atau oven, otomatis harus ada space untuk meletakkan itu. Oven tanam atau apapun,” jelas Lukkie.

Penataan oven dan piranti masak lainnya di dapur d (LOKASI: KEDIAMAN KEL. PRADHYTA PARERA, APARTEMEN RASUNA, JAKARTA SELATAN DESAINER: MONOKROM DESIGN INTERIOR FOTO: JOU ENDHY PESUARISSA/DOK. RUMAH)

Di sisi lain, ketika Sahabat NOVA tidak suka menggunakan microwave atau oven, misalnya untuk memanggang kue, bisa jadi yang kita pilih adalah kompor biasa, tanpa oven tanam, misalnya.

(Baca juga: Jangan Minum Air Setelah Makan, Lalu Kapan Waktu yang Tepat? Ini Penjelasannya)

"Sementara itu, kalau dia suka mengolah makanan atau masak-masak besar, tentu dia butuh meja buat siap-siapin bahan,” ujarnya.

Jangan lupa, intensitas memasak di dapur ini juga pasti memengaruhi ukuran dapur.

Kalau sekadar memasak makan malam keluarga biasa atau untuk menghangatkan makanan yang dibeli, dapur kita tak perlu terlalu besar.

Ukuran dapur apartemen saja sudah cukup, kok.

(Baca juga: Manisnya Crepes Strawberry Ini Jadi Hidangan Penutup Paling Enak!)

2. Sirkulasi Udara

Yang tak kalah penting adalah sirkulasi udara.

Terlebih lagi kalau kita memosisikan dapur di dalam rumah.

Udara pengap hasil proses masak-masak di dapur sama sekali tak boleh mengganggu ruang lain.

Bagaimana cara mengaturnya?

“Menempatkan dapur di dalam rumah, tentu harus ada sirkulasi ke luar. Cara sederhananya, Anda tinggal menempatkan jendela di atas kompor. Kalau tidak memungkinkan, gunakan cooker hood. Ini juga ada dua jenis, ada cooker hood biasa, ada yang langsung asapnya ditarik, dibuang langsung. Ada juga yang menggantung biasa,” jelas Lukkie.

Pilihan cooker hood sendiri datang dari berbagai macam merek.

Harganya berkisar Rp700.000-Rp8 juta.

(Baca juga: Khawatir Anak Menjadi Candu Game Online? Tenang, Lakukan Hal Ini Saja!)

3. Sesuaikan Pemilihan Material

“Kalau memilih kompor biasa, pilihlah material meja kompor yang tahan air dan kalau bisa, tahan panas, agar minyak tidak meresap. Kalau mau pakai keramik biasa, bisa. Tapi harus diperhatikan, natnya harus benarbenar bagus. Kecuali mau pakai keramik yang ujungnya rectified, yang seakan-akan natnya 2 menempel,” tambah Lukkie.

Atau kalau mau menghindari nat, Sahabat NOVA bisa menggunakan material granit.

Bukan hanya bagus untuk menjadi material yang menopang kompor, tapi granit juga tahan gores, tahan api, dan tahan panas.

“Kalau misalnya penggunaannya ekstrem, mau motong-motong langsung di alas misalnya, bisa gunakan solid surface,” imbuh Lukkie.

(Baca juga: Ternyata Baking Soda Ampuh Usir Bau Tak Sedap Organ Kewanitaan loh!)

Bagaimana dengan material dinding?

Dapur dengan dinding keramik (dok. Tabloid Rumah)

Nah, jika dinding dapur kita sering kali jadi “korban” cipratan minyak saat memasak, maka kita dapat menggunakan keramik sebagai pelapis dinding, atau bisa material kaca.

Tujuannya, selain agar lebih mudah dibersihkan, keramik atau kaca juga berperan mempercantik tampilan.

(Baca juga: Meghan Markle Jadi Pengiring Pengantin Priyanka Chopra, Bagaimana Aturan Istana?)

Tak ketinggalan, lantai yang kerap licin terkena minyak pun, sebaiknya Sahabat NOVA pakaikan keramik atau material yang tidak menyerap minyak.

“Tapi harus dipastikan kalau keramiknya itu keramik yang mudah dibersihkan,” tegas Lukkie.

Kemudian yang terakhir tentunya, kita tak boleh lupa rajin membersihkan dapur.

Sebab bagaimanapun juga, jika dapur kita bersih dan sehat, keluarga kita jugalahyang pasti bahagia. Sepakat?(*)

(Jeanett Verica)