Program tersebut dilakukan dengan memberikan imunisasi yang mengandung vaksin difteri, untuk anak usia 1-19 tahun.
Apa saja vaksinnya? DTP-HB-Hib (Difteri Tetanus Pertusis–Hepatitis B–Haemophylus Influenza Type B) untuk anak usia 1-5 tahun, DT (Difteri Tetanus) untuk anak usia 5-7 tahun dan Td (Tetanus difteri) untuk anak usia 7-19 tahun.
Sedangkan untuk penderita difteri, disiapkan Anti Difteri Serum (ADS).
Apakah vaksin hanya dikhususkan untuk anak-anak? Tentu tidak.
Orang dewasa juga memerlukan vaksin difteri, lho.
(Baca juga: Milkshake dan Smoothie, Mana Minuman yang Lebih Sehat Dikonsumsi?)
Sangat memungkinkan seseorang yang sudah disuntik difteri saat kecil akan terserang lagi saat dewasa.
Hal tersebut dikarenakan menurunnya kekebalan tubuh terhadap penyakit difteri, mengingat vaksin difteri hanya mampu memberikan perlindungan selama 10 tahun.
Vaksin yang diberikan untuk orang dewasa berbeda dengan anak-anak.
Vaksin difteri dewasa menggunakan vaksin Td/Tdap.
Pemberiannya pun dibedakan menjadi dua jenis.
Untuk orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksinasi, harus divaksin tiga kali.
(Baca juga: Setelah Minang, Kini Tasya Kamila Tampil Anggun Berbalut Adat Jawa)