Ingat! Jangan Sembarangan Tengkar di Depan Anak, Ini Tips Amannya

By nova.id, Jumat, 10 Agustus 2018 | 09:00 WIB
Ilustrasi orang tua bertengkar di depan anak (istock)

NOVA.id - Pasti Sahabat NOVA sering mendengar saran, "Jangan bertengkar di depan anak-anak!"

Memang benar, karena bertengkar di depan si kecil bisa berpengaruh buruk kepada perkembangannya.

Namun, anak yang tidak pernah melihat orangtuanya beradu argumen pun ada dampaknya.

Anak jadi tidak dapat menuntut haknya, sering tidak tahu bagaimana membela temannya yang diganggu, dan bagi mereka, keberhasilan suatu persahabatan adalah bila tidak pernah terjadi pertengkaran atau perselisihanan paham.

(Baca juga: Ekspresi Teuku Wisnu Jadi Sorotan di Unggahan Zaskia Mecca, Kenapa ya?)

Perbedaan yang diselesaikan orangtua dengan cara positif dapat memberikan pelajaran berharga bagi anak-anak.

Anak akan belajar bahwa pasangan dan keluarga dapat hidup bersama walaupun melewati saat-saat yang memanas.

Sebagai individu, mereka akan mampu menuntut hak, dan sebagai pasangan pun mereka akan mengerti bahwa setiap orang boleh memiliki perbedaan pendapat mengenai sesuatu tapi tetap terus saling mencintai.

Konflik terjadi di mana-mana dan bisa dialami oleh setiap manusia.

Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan pada anak-anak mengenai rasa marah tetapi bukan dengan menyakiti sesama.

(Baca juga: Laki-Laki Ini Dikabarkan Pernah Dekat dengan Luna Maya, Siapa Saja?)

Mereka juga dapat belajar teknik menenangkan diri serta mengomunikasikan perasaan marah dengan cara positif.

Apa yang dapat dipelajari oleh anak-anak dari konflik, tidak ternilai harganya.

Konflik yang diatasi dengan baik akan membuat seseorang menjadi lebih mengerti, menghargai, dan menghormati.

Baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Nah, berikut ini ada beberapa tips aman saat bertengkar agar tidak menjadi pengaruh buruk bagi anak kita.

(Baca juga: Berlibur Ke Bali, Victoria Beckham Sempat Merasa Ketakutan, Kenapa ya?)

1. Jangan bertengkar mengenai anak-anak atau uang.

Bahayanya, anak-anak merasa bertanggung jawab atau takut bila menjadi miskin.

2. Ungkapkan diri kita dengan menggunakan pernyataan "saya".

3. Jangan terus berargumentasi bila keadaan sudah mereda.

4. Saling mendengarkan apa yang dikatakan pasangan masing-masing dan perjelas apa yang kita dengar atau apa yang dia katakan sebelum memberikan reaksi.

5. Jangan melanjutkan perkelahian kalau melihat anak-anak menjadi stres dan bersikap agresif.

(Baca juga: Hadiri Pernikahan Teman, Meghan Markle Pakai Kacamata Emas 22 Karat)

6.Istirahat bila kita merasa hilang kendali.

7. Jangan menghentikan pertengkaran tanpa anak-anak melihat kita berdua mencapai kesepakatan.

8. Perlihatkan kepada anak-anak bila kita berdua telah berbaikan kembali.

9. Jangan bertengkar dengan suara yang keras bila di dalam ruangan ada bayi atau balita.(*)