Dapat Donor Wajah, Ini Kisah Memilukan di Baliknya Hingga Wajahnya Berubah Total

By Juwita Imaningtyas, Rabu, 15 Agustus 2018 | 10:33 WIB
Katie Stubblefield sebelum dan sesudah operasi (Metro.co.uk)

NOVA.id - Katie Stubblefield (22) sempat mencoba bunuh diri menggunakan senjata api saat ia masih berusia 18 tahun.

Ia waktu itu harus kehilangan hampir seluruh wajahnya karena luka tembak.

Namun kini di usia 22, ia membagikan kisahnya dan foto transplantasi wajahnya yang luar biasa.

(Baca juga: Nia Ramadhani Ungkap Bedanya Artis Zaman Dulu dan Kini pada Chacha Frederica, Seperti Apa?)

Kisah dan foto-fotonya tersebut diungkap oleh National Geographic.

Ia mengungkapkan pada September bahwa operasi wajahnya memberikan suatu hidup baru.

Katie sempat mencoba bunuh diri pada Maret 2014 di Missisippi, Amerika Serikat.

Katie dalam National Geographic (Metro.co.uk)

(Baca juga: Luka Parah Usai Jatuh dari Kap Mobil, Temannya Malah Bawa ke McDonald's Hingga Tewas)

Katie setelah transplantasi wajah (Metro.co.uk)

Dokter awalnya mengatakan, ia tak akan bertahan hidup karena lukanya yang parah.

Ketika menemukannya, kakak laki-laki Katie mengatakan, "Wajahnya hilang."

Namun akhirnya, usai 22 operasi dan transplantasi wajah, ia memutuskan untuk membagikan pesan bagi orang-orang yang memiliki pikiran bunuh diri.

(Baca juga: Jauh Sebelum Menikah, Meghan Markle Berfantasi Jadi Putri dan Menulis Blog tentang Kate Middleton)

Katie menuturkan, "Hidup sangat berharga dan hidup itu indah."

Wajah Katie yang baru ia dapatkan dari keluarga Adrea Schneider, seorang ibu berusia 31 tahun yang meninggal karena overdosis obat.

Katie menerima donor dahi, kelopak mata, rongga mata, hidung, mulut, bibir, rahang atas, dan gigi.

(Baca juga: Pernah Putus dari William, Ini Ungkapan Hati Kate Middleton, Menyentuh!)

Ia adalah orang ke-40 yang diberi transplantasi wajah dalam operasi yang berlangsung selama 31 jam.

Butuh 11 ahli bedah dan menggunakan teknik virtual reality serta pencetakan 3D.

Dr. Brian Gastman, seseorang dari tim bedah menjelaskan, "Seluruh kisahnya membuat tim kami berkumpul lebih cepat, dan kami semacam berlari ke arahnya untuk merawatnya."

"Kami akan melakukan operasi itu untuk siapa saja. Tapi sebagian besar dari kami adalah orangtua juga, dan kami menyaksikan apa yang orangtua Katie lalui," tambahnya. (*)