NOVA.id - Ketika kita berbicara mengenai pendidikan seksual, otomatis kita juga mengajarkan kepada anak bagaimana caranya untuk melindungi diri dan bagian pribadi dari tubuh mereka.
Ada beberapa cara untuk mengajarkan anak agar bisa melindungi diri terutama bagian pribadinya, seperti yang dijelaskan oleh Putu Andani, M. Psi., psikolog dari Tiga Generasi berikut ini.
1. Ajarkan anak agar dapat mengidentifikasi bagian-bagian tubuh yang bersifat pribadi.
Misalnya bagian dada, perut, bokong, pinggul, dan alat kelaminnya.
“Anak perlu juga diberi tahu siapa saja yang boleh menyentuh bagian itu selain dirinya sendiri. Misalnya bagian perut atau dada boleh dipegang oleh dokter ketika melakukan pemeriksaan di rumah sakit atau oleh ibu yang sedang memandikannya,” kata Putu.
(Baca juga: Badai Pasir di Mekah, Asri Welas Rekam Keadaan Hingga Sempat Panik)
2. Anak perlu diajarkan untuk dapat membedakan good touch dan bad touch.
Good touch semisal ketika teman menepuk punggung anak.
Hal ini merupakan sentuhan baik karena biasanya menepuk punggung merupakan tanda dukungan, semangat, dan memberikan rasa nyaman kepada anak.
Sedangkan bad touch atau sentuhan yang buruk adalah sentuhan yang menimbulkan perasaan takut, cemas, marah, bahkan mual pada diri anak.
“Ketika anak merasakan sentuhan ini, ajarkan anak untuk melindungi dirinya dengan cara berteriak sekencang-kencangnya, melarikan diri, dan mengidentifikasi figur yang dirasa aman untuk berkomunikasi dengan anak. Misalnya guru dan orangtua,” jelas Putu.
(Baca juga: Raisa Umumkan Kehamilan Pertamanya Lewat Unggahan Video Mengharukan)
3. Lakukan underwear training.
Cara ini mengajarkan anak tentang privasi dari tubuhnya.
Orangtua bisa mengajarkan kalau area tubuh mereka yang tertutup pakaian tidak boleh disentuh oleh orang lain tanpa persetujuan.
Dengan penanda ini, anak dapat memahami area mana saja yangtermasuk privasi mereka.
(Baca juga: Salaman dengan Presiden, Lindswell Kwok Bawa Pedang Malah Diacungi Jempol!)
4. Toilet training juga dapat diajarkan kepada anak untuk melindungi dan tidak bergantung kepada orang lain.
Meski tidak berhubungan dengan pendidikan seksualitas, melatih anak untuk mandiritermasuk menggunakan toilet sendiri itu perlu.
Tidak bisa dipungkiri, pelaku kekerasan dan pelecehan seksual bisa datang dari orangterdekat.
(Baca juga: Sabet Emas, Kemenpora Janjikan Atlet Asian Games 2018 Jadi PNS Hingga Uang Miliaran?)
Toilet atau kamar mandi merupakan lokasi yang riskan.
Selain tertutup, anak juga berada dalam kondisi yang terbuka seperti melepas pakaian.
Apabila mereka harus bergantung pada orang lain, maka rentan menjadi korban kekerasan seksual.
Terutama kalau yang dimintai bantuan merupakan orang asing.
(Baca juga: Baru 10 Tahun, Putri Cut Tari Atlet Senam Berprestasi Harumkan Nama Indonesia!)
Kalau anak bisa sendiri, tentu akan lebih aman, bukan?
Meskipun anak sudah bisa menggunakan toilet sendiri, pengawasan orangtua tetap diperlukan.
Terlebih jika lokasi toilet luput dari pandangan orangtua.
Nah, Sahabat NOVA masih mau berkisah tentang burung bangau yang mengirim si adik bayi ke rumah?(*)
(Eveline)