Dikira Ketombe, Ternyata Rasa Gatal di Leher Bisa Jadi Penyakit Ini

By Healza Kurnia, Jumat, 24 Agustus 2018 | 17:28 WIB
Bahan Alami Untuk Atasi Psoriasis (Everyday Health)

NOVA.id - Pernahkah Sahabat NOVA menggunakan berbagai produk shampo untuk menghilangkan ketombe?

Namun, ternyata semua cara itu tak berhasil.

Belum lagi selesai masalah ketombe, di kulit bagian leher dan belakang telinga tiba-tiba terkelupas kecil dan lambat laun kian melebar.

Dan, ternyata saat kita memeriksakan diri ke dokter, kita didiagnosis terkena psoriasis.

(Baca juga: Seperti Mimpi, Putri Charlotte Miliki Barang Seharga 15 Miliar!)

Sebetulnya, apalah psoriasis itu?

Menurut dr. Danang Sp. KK, yang juga Ketua Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia, psoriasis adalah penyakit sistemik (internal/dalam) yang disebabkan kelainan pada sistem kekebalan tubuh.

Danang memaparkan, penyakit psoriasis kadang masih kesulitan untuk didiagnosis lantaran gejala luarnya hampir sama dengan eksim (kulit tampak meradang dan terkena iritasi).

"Karena kemiripannya, pada awalnya penderita sering mengabaikan gejala yang timbul," kata Danang.

(Baca juga: Tanda Pasti Orang akan Meninggal, Terdengarnya Bunyi Ini Dari Tubuh)

Keunikan lain dari psoriasis adalah tidak ada gejala yang sama persis untuk tiap pasien.

"Misalnya, gatal di kulit, belum tentu semua penderita psoriasis mengalaminya," tambah Danang.

Secara umum karakteristik psoriasis bisa diidentifikasi seperti berikut ini.

Pada kulit penderita awalnya tampak seperti bintik merah yang makin melebar.

(Baca juga: Cantik! Begini Penampilan Dinda, Atlet Panah Indonesia Pakai Batik)

Kondisi ini diikuti dengan tumbuhnya sisik lebar putih berlapis sehingga tampak menebal.

Lokasi timbulnya sisik ini tidak selalu di seluruh tubuh melainkan di bagian tertentu.

Misalnya, pada siku, lutut, kulit kepala, dan kuku.

Karena sifatnya yang residif (hilang-timbul), maka kulit penderita prosiasis bisa segera membaik seperti kulit normal lainnya.

(Baca juga: Joni 'Pemanjat Tiang Bendera' Dihadiahi Rumah, Begini Tempat Tinggalnya yang Sederhana!)

Hal ini biasanya terjadi setelah warna kulit yang tadinya kemerahan berubah putih atau kehitaman.

Mengapa demikian? Penderita psoriasis mengalami proses pergantian kulit yang sangat cepat.

Jika normalnya pergantian kulit pada manusia berlangsung selama 21-28 hari, pada penderita psoriasis bisa terjadi hanya dalam 2-4 hari.

Walaupun belum ditemukan secara pasti penyebab psoriasis, namun sejauh ini para dokter yang meneliti berpendapat penyakit kronis tersebut bersifat genetis.

(Baca juga: Ditangkap Pakai Kokain, Ini Fakta Richard Muljadi! Cucu Konglomerat - Pacari Artis)

"Jadi bisa diturunkan. Kalau satu orang di keluarga terkena, kemungkinan keturunannya 15% bisa terkena juga," papar Danang seraya menegaskan psoriasis sama sekali tidak menular.

Kendati demikian, ada sejumlah pemicu yang diperkirakan dapat menimbulkan psoriasis.

Di antaranya, garukan/gesekan dan tekanan yang berulang-ulang, emosi tidak terkendali, infeksi (sering terjadi pada infeksi saluran nafas bagian atas/ISPA), makanan berkalori sangat tinggi dan mengandung alkohol, serta obat oral tertentu (mis. obat antihipertensi dan antibiotik).

(Baca juga: Pulang Kampung, Via Vallen Tunjukkan Rumahnya yang Sudah Tak Berbentuk)

Pada beberapa kasus, penderita psoriasis bisa mengalami komplikasi serius.

Misalnya, psoriasis arthritis (menyerang persendian), psoriasis postula (bernanah), serta psoriasis eritoderma (kulit penderita kehilangan fungsi perlindungan, sehingga penderita mudah terkena infeksi dan dapat mengakibatkan kematian).

Hingga saat ini, psoriasis belum bisa disembuhkan.

Pengobatan yang ada hanya bersifat menekan gejala yang muncul, memperbaiki keadaan kulit, dan mengurangi rasa gatal.

(Baca juga: 5 Keluhan Sepele Tubuh Ini Perlu Diwaspadai, Berpotensi Kanker!)

Penderita psoriasis biasanya akan menggunakan obat-obat tersebut hampir sepanjang hidupnya.

Jenis pengobatan yang umumnya digunakan adalah obat oles, obat oral, penyinaran (dengan ultraviolet B/A serta laser excimer), hingga cara mutakhir dengan terapi biologis.

Biayanya memang masih tergolong mahal karena obat yang dibutuhkan tidak mudah didapatkan di Indonesia.

Ditambah lagi, belum banyak rumah sakit di Indonesia yang menyediakan pengobatan maupun layanan informasi seputar psoriasis.

(Baca juga: Makeup dan Kostum Anti Mainstream, Ini Pesan Mereka di Baliknya)

Di samping pengobatan di atas, penderita psoriasis pun perlu menjalani diet khusus.

Salah satunya, menurut dr. Ekky M. Rahardja, MS, SpGK adalah dengan menjadi vegetarian.

"Memang belum ada penelitian untuk itu. Tapi, dari data-data yang saya temukan, pola makan vegetarian banyak membantu para penderita psoriasis," ujar Ekky.

(Baca juga: Belum Menikah, Laki-Laki Ini Jadi Ayah dan Kakek dalam Waktu Bersamaan)

Selain itu, untuk beberapa kasus, pasien perlu mendapat pendampingan dari psikolog.

Hal ini dikarenakan penderita mengalami stres lantaran dampak sosial (seperti dijauhi dalam pergaulan serta hilangnya kepercayaan diri) yang dialaminya.(*)

(Astri)