Mel B Juri 'America's Got Talent' akan Rehabilitasi Karena PTSD?

By Juwita Imaningtyas, Selasa, 28 Agustus 2018 | 12:34 WIB
Mel B (Today.com)

NOVA.id - Sahabat NOVA, siapa yang belum mengenal Mel B atau Melanie Brown?

Ia adalah mantan personel Spice Girls, sebuah grup musik pop yang terkenal pada 90-an.

Selain itu, ia merupakan juri 'America's Got Talent'.

(Baca juga: Sempat Menoleh dan Cengengesan ke Arah Atlet Arab Saudi, Alasan Lalu Zohri Kocak Banget!)

Dilansir dari USA Today, Mel B dilaporkan mencari perawatan setelah didiagnosis menderita PTSD atau post-traumatic disorder.

Penyanyi berusia 43 tahun itu menjelaskan, kebiasaan alkohol dan perilaku seks-nya telah menjadi tanda masalah kesehatan mentalnya.

Ia meyakini, gangguan kejiwaannya timbul karena perceraian dengan produser film, Stephen Belafonte.

(Baca juga: Gagal di Set Pertama, Jonathan Terganggu dengan Teriakan Supporter?)

Mel B dan Stephen Belafonte (Today.com)

"Enam bulan terakhir ini sangat sulit bagi saya," tulisnya pada The Sun, tabloid Inggris.

Mel B juga mengaku bahwa ada kekerasan emosional dalam hubungannya dengan Stephen Belafonte.

"Saya telah bekerja dengan seorang penulis untuk buku saya, 'Brutally Honest', dan sangat traumatis menghidupkan kembali hubungan yang keras secara emosional dan menghadapi banyak masalah besar di hidup saya dari mulai kematian ayah saya hingga hubungan saya dengan pria.

(Baca juga: Diangkat Jadi PNS, Jonatan Christie Beri Pesan Menyentuh untuk Para Orang Tua)

Penyanyi itu juga meminum alkohol untuk menghadapi perasaan-perasaannya yang paling menyakitkan.

“Saya sangat jujur ​​dalam buku saya tentang minum (alkohol) untuk mematikan rasa sakit saya, tetapi itu hanya cara banyak orang menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi,” tulisnya dalam pernyataannya.

Sekarang, bintang pop itu fokus pada pemulihan, dan berencana untuk memulai program terapi di negara asalnya, Inggris.

(Baca juga: Seorang Komedian Lakukan Operasi Otak dengan Sadar, Bahkan Melawak! Ini Pengakuannya)

Mel B mengatakan bahwa ketika ia percaya telah mencapai titik krisis, ia berniat bekerja keras untuk penyembuhan dirinya, untuk tiga anaknya dan untuk orang lain yang menderita PTSD.

"Saya berbicara tentang ini karena ini adalah masalah besar bagi banyak orang. Saya tidak sempurna, dan saya tidak pernah berpura-pura untuk jad sempurna,"tulisnya.

“Tapi saya sedang berusaha menjadi versi yang lebih baik untuk anak-anak saya, untuk keluarga saya dan untuk semua orang yang telah mendukung saya dalam hidup saya.” (*)