Rela Tidur dengan Pria Lain Sampai Disiksa, Ini Kisah Pilu Mantan TKI di Taiwan

By Healza Kurnia, Kamis, 6 September 2018 | 07:00 WIB
Maizidah Salas, mantan TKI yang berhasil meraih penghargaan 2018 TIP Heroes di Amerika Serikat, Juni 2018 lalu (istimewa)

NOVA.id - Menjadi buruh atau tenaga kerja asing di luar negeri dengan beragam resiko yang tinggi tentu bukan impian semua orang.

Namun, bagi sebagian dari mereka yang tak punya pilihan lain untuk mendapatkan uang sebanyak mungkin demi mendongkrak ekonomi keluarga, pekerjaan itu adalah satu-satunya harapan.

Hal ini juga yang harus dirasakan oleh salah satu mantan TKI yang kini terus memperjuangkan hak-hak dirinya sebagai manusia seutuhnya, Maizidah Salas.

Perempuan yang akrab disapa Salas ini pun menjelaskan bagaimana dirinya saat itu harus bertahan dari aksi human trafficking saat ditemui NOVA dalam acara Stop Human Trafficking di @america, kawasan Pacific Place Selasa siang kemarin (04/09).

Baca Juga : Ojek Online Antar Makanan ke Rumah Donna Agnesia, Sifat Asli Istri Darius Sinathrya Ketahuan!)

"Dulu saya memang ingin nekat pergi ke luar negeri karena kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan dan segera ingin memperbaiki kondisi di rumah," ungkapnya saat mengawali cerita panjangnya.

Salas pun bercerita berbekal dari rekannya yang pernah ditawari oleh beberapa agen (makelar) dari sebuah PT di PJTKI, Salas pun mencoba ikut dan menerima tawaran tersebut.

Baca Juga : Bak Perempuan Keraton, Istri Roy Suryo Kerap Tampil Berkebaya, Anggun dan Awet Muda!

Hingga akhirnya, ia pun berangkat ke Jakarta dan mempersiapkan segala kebutuhan yang akan dibawanya ke Taiwan, destinasi pertamanya pada tahun 2002.

Namun, begitu kaget dirinya ketika mendapati seluruh barang-barang di kopernya digeledah dan pihak PT tersebut melarang membawa HP, nomer HP dari Indonesia hingga kosmetik.

"Bayangkan, gimana caranya untuk komunikasi dengan keluarga di Indonesia. Apalagi kalo sudah digeledah semacam itu sih saya akhirnya pasrah saja," beber dia.

Namun, ternyata kengerian yang dialami perempuan asal Wonosobo ini bisa dibilang awal dari perjalanannya menuju Taiwan.

Baca Juga : Pasangan Atlet Voli Ini Pelukan di Penutupan Asian Games 2018, Fotonya Ada yang Janggal?

"Jadi, pas di Taiwan saya diberitahu jika akan melayani dan membantu seorang nenek tua yang buta. Saya otomatis juga sudah mempersiapkan skill yang saya miliki dalam menangani orang tua tersebut," ujarnya.

Namun yang terjadi begitu sang agen mengantar ke rumah majikannya yang ada hanyalah keluarga biasa tanpa ada seorang nenek tua satupun.

"Otomatis syok dan bingung kan harus ngapain, tapi karena sudah terlanjur ya mau gimana lagi balik ke Indonesia enggak ada kenalan siapapun," tukasnya.

Akhirnya, Salas pun memaparkan jika selama 3 bulan berada di majikan tersebut ia harus bekerja dari jam 4 pagi membantu si majikan yang memiliki warung.

Baca Juga : Sule Bingung Diceraikan, Pakar Ekspresi Wajah Baca Sifat Asli Lina, Apa Hasilnya?

"Jadi mulai dari pukul 4 pagi hingga 11 malam tanpa henti. Terus setelah selesai membantu di warungnya, aku harus nyuci baju, ngepel dan segala hal dalam membersihkan perabotan rumah," tuturnya.

Usai tak kuasa menahan beban di majikan yang pertama, ia pun mencoba pergi dan mendapat pekerjaan yang hampir sama di majikan yang kedua.

"Bahkan, akhirnya saya pun sempat menjadi TKI ilegal selama 4 tahun plus 7 bulan TKI legal dari salah satu agennya tersebut," papar Salas.

Baca Juga : Tampil Kembar Tiap Hari, Ibu Ini Rela Habiskan Ribuan Dolar!

Dalam kurun waktu 4 tahun menjadi TKI ilegal inilah dirinya harus sampai rela tidur di sawah atau menumpang dengan orang lain.

"Karena di situ kita sudah tidak punya apa-apa, utang pun semakin menumpuk karena lepas dari agen dan akhirnya mau gak mau saya dan teman-teman juga harus rela berbagi tempat tidur dengan para lelaki lain. Karena tidur bersama mereka, otomatis kita mau enggak mau bahkan harus rela untuk ditiduri oleh mereka," kenangnya sembari menahan air mata.

Baca Juga : Berada di Gang Kecil, Inilah Rumah Jonatan Christie! Seperti Apa ya?

Peraih 2018 TIP Heroes, sebuah ajang penghargaan yang diselenggarakan di Amerika Juni 2018 lalu ini pun akhirnya memilih kabur ke Indonesia dan mendirikan Kampung Buruh Migran (KBM) di desanya, Wonosobo.

"Itu juga saat kembali ke Indonesia sedikit susah karena sempat pernah ditangkap oleh polisi federasi dan dipenjara untuk beberapa waktu," kata dia.

Baca Juga : Honeymoon, Nadine Chandrawinata dan Dimas Anggara Naik Balon Udara, Seru Banget!

Penggagas KBM ini pun ingin masyarakat di wilayahnya tidak mengalami hal yang seperti ia raskan.

"Jadi ini semacam LSM yang memberikan pelatihan keterampilan dan dukungan bagi para pekerja migran dan keluarga mereka. Dengan acara semacam ini saya pun akan semakin lebih banyak dikenal orang dan kita saling bekerjasama dalam memperjuangkan hak-hak asasi pekerja," terangnya.(*)