NOVA.id - Mata bulat atau puppy eye kerap menjadi impian perempuan.
Khususnya, bagi mereka yang mengikuti tren kecantikan korea.
Mulai dari memoles pensil mata atau menggunakan kontak lens dilakukan untuk mendapatkan mata terlihat lebih bulat dan manis.
Baca Juga : Teruskan Perjuangan Putri Diana, Ini yang Dilakukan Pangeran William
Sementara itu, ada seorang gadis cilik yang memiliki kondisi langka yang menyebabkan pupil matanya lebih bulat secara alami.
Gadis bernama Mehlani Martinez ini mengalami sindrom Axenfels-Gieger.
Sindrom ini merupakan gangguan genetik.
Baca Juga : Cardi B Lempar High Heels ke Nicki Minaj Usai NYFW 2018, Ada Apa ya?
Meskipun matanya itu terlihat unyu dan manis, namun ternyata memiliki risiko yang berbahaya.
Mehlani bisa saja kehilangan penglihatannya karena sindrom ini.
Anak-anak dengan sindrom Axenfeld-Gieger memiliki iris yang kecil.
Baca Juga : Pangeran William Ungkap Hal yang Bikin Putri Charlotte dan Pangeran George Terobsesi, Apa Saja?
Hal inilah yang membuat pupilnya melebar hingga hampir memenuhi mata.
Karena masalah ini, Mehlani dapat merasa sensitif terhadap cahaya.
Sehingga, gadis cilik ini harus mengenakan kacamata pelindung saat pergi keluar demi menghindari cahaya yang merusak matanya.
Baca Juga : Song Joong Ki Berulang Tahun yang ke-33, Ini Foto Manis Song Song Couple
Tak hanya itu saja, Mehlani berisiko menderita glukoma, peningkatan tekanan dalam bola mata yang menyebabkannya kehilangan penglihatan secara bertahap.
Di umur 1 tahun, Mehlani sempat didiagnosis mengidap glukoma.
Saat ini pun, penglihatannya masih baik.
Baca Juga : Mengaku Tak Tahu Soal Gugatan, Vicky Prasetyo Kini Isyaratkan Cerai Angel Lelga?
Akan tetapi, sang ibu, Karina khawatir putrinya tak akan bisa melihat suatu saat nanti.
Mehlani saat ini membutuhkan operasi.
Di usia 5 bulan, ia pernah diberi saluran buatan di matanya untuk mencegah menumpuknya cairan dan tekanan.
Baca Juga : Dikalahkan Anthony Ginting dengan Poin Jauh, Ini Pengakuan Lin Dan
Karina selalu memastikan anaknya tersebut tak merasa minder dengan kondisinya.
"Orang selalu mengatakan dia cantik dan dia manis, namun saya merasa bingung karena orang memperhatikan sesuatu yang beda di matanya," ujar Karina.
"Dan saya cemas bila ia didekati anak-anak lain tentang matanya. Anak-anak dapat jadi jahat. Tapi saya mengajarinya bila orang lain memujinya ia (perlu) mengatakan 'terima kasih' dan tersenyum," ujar Karina. (*)