NOVA.id – Perempuan karier tampak memiliki segalanya, baik itu kesuksesan, jabatan yang bergengsi, gaji besar, dan kemudahan lainnya.
Namun, siapa mengira kalau sebuah studi yang baru dilakukan menunjukkan bahwa perempuan karier yang sukses lebih rentan stres.
Mereka yang bisa mengangkat karyawan, memberhentikan, dan berpengaruh terhadap penentuan gaji karyawan, punya kemungkinan lebih besar terkena depresi dibanding perempuan yang biasa saja tanpa kekuasaan dan jabatan tersebut.
Sebuah tim dari Universty of Texas di Austin mendata 1300 pria dan 1500 perempuan tamatan sekolah menengah atas di Wisconsin selama lebih dari 50 tahun, dan melakukan survei terhadap empat hal dalam hidup mereka.
Hasilnya, perubahan hidup yang terjadi memberi pengaruh besar terhadap kesehatan mental mereka. Apa penyebabnya?
Baca Juga : Vicky Shu Disebut akan Langsungkan Pernikahan Bulan Depan? Kok Bisa?
Di antaranya, otoritas terhadap pekerjaan menurunkan gejala stres pada pria, namun sebaliknya justru membuat perempuan rentan stres.
Tetyana Pudrovska, asisten profesor di Departemen Sosiologi University of Texas di Austin, berpendapat bahwa perempuan dengan jabatan tinggi sebaiknya berkaitan dengan posisi yang mereka inginkan.
Baca Juga : Deretan Kue Buatan BCL Ini Sukses Bikin Ngiler! Seperti Apa ya?
"Karena otoritas terhadap pekerjaan mestinya didukung oleh lingkungan kerja yang positif," ungkapnya.
Ada beberapa faktor kenapa otoritas terhadap pekerjaan membuat perempuan rentan sakit.
Salah satunya karena dalam hirarki sosial masih ada anggapan pria mestinya ada di urutan teratas.
Jika perempuan kemudian punya otoritas ini, maka secara psikologis ia dituntut bekerja lebih keras.
"Perempuan dengan status sosial tinggi kerap dihubungkan dengan diskriminasi gender dan pelecehan, dan ini kadang memberi kontribusi terhadap tekanan mental pada perempuan," tambah Pudrovska.
Di samping itu hasil kerja mereka juga kerap dibanding-bandingkan dengan pekerja pria dengan otoritas yang sama.
Baca Juga : Ganda Putri Indonesia Greysia dan Apriani Mundur dari Korea Open, Kenapa?
Para peneliti, termasuk Pudrovska, berharap hasil studi yang menyimpulkan bahwa perempuan karier yang sukses lebih rentan stres, dapat menimbulkan kesadaran yang lebih luas terhadap masyarakat mengenai stereotip perempuan yang menjadi pemimpin sukses.
"Dengan memahami dan percaya bahwa perempuan juga bisa memimpin, maka mereka tidak tertekan untuk membuktikan diri dan pantas sebagai pemimpin," tambah dia.
Meskipun saat ini sudah banyak perubahan dan banyak kesempatan yang diberikan pada perempuan sama seperti pria, namun masih terdapat pria yang tidak menaruh rasa hormat yang sama.
Selain itu, faktanya, dari 500 posisi CEO versi Majalah Fortune, perempuan hanya mengisi 5 persen di antaranya.
Baca Juga : Tak Sekadar Patung, Ini Isi dari Megahnya Patung GWK, Bikin Takjub!
Kristen Carpenter, PhD, ketua bidang kesehatan perempuan di Ohio State University Wexner Medical Center, mengatakan bahwa strategi paling penting untuk mengatasi gejala stres ini adalah menjalani gaya hidup sehat baik fisik dan juga mental.
"Perempuan karier yang meski sibuk hendaknya juga menyempatkan diri untuk berolahraga teratur, konsumsi makanan sehat, tidur yang cukup, dan bila perlu menjaga jarak positif dengan ponsel," ungkap Carpenter.
Menjalankan gaya hidup sehat menjadi penting karena bagaimanapun perempuan karier tidak hanya dituntut sukses di bidang pekerjaannya.
Mereka juga punya rasa tanggung jawab terhadap suami, anak dan keluarga.
Jika stres sudah menjangkit karena pekerjaan ada baiknya berkonsultasi dengan profesional.
Tidak ada salahnya melakukan hal ini, sehingga bisa menjalani hidup dengan positif. (*)
Baca Juga : Mundur dari Bisnis Kue Kekinian, Ashanty Ungkap Penyebab Sebenarnya